LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP). MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI NORMA-NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN BERMAIN PERAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
(Mata Pelajaran Non Eksakta)
Dengan Judul:
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI NORMA-NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN
BERMAIN PERAN DI KELAS III SDN KARANGBANYU I KECAMATAN WIDODAREN KABUPATEN
NGAWI TAHUN AJARAN 2011 / 2012
OLEH:
DZUN NURAINI
NIM. 819534273
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
POKJAR S-1 PGSD KABUPATEN / KOTA
NGAWI
TAHUN 2011
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI NORMA-NORMA
YANG BERLAKU DI MASYARAKAT PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE DEMONSTRASI
DAN BERMAIN PERAN DI KELAS III SDN KARANGBANYU 1 KECAMATAN WIDODAREN KABUPATEN
NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : Dzun Nuraini
NIM :
819534273
Program Studi : S-1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Karangbanyu 1
Tempat dan Tgl
Pelaksanaan : Mapel (Non Eksakta)
SDN
Karangbanyu 1, Siklus I: 15 Agustus 2011
Siklus
I: 22 Agustus 2011
Masalah yang
menjadi fokus penelitian:
1. Prestasi dan ketuntasan belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah dan perlu adanya perbaikan.
2. Kemampuan pemahaman norma-norma yang berlaku di
masyarakat siswa kelas III SDN Karangbanyu I, kecamatan Widodaren kabupaten
Ngawi rendah dan perlu adanya perbaikan dengan penggunaan suatu metode.
3. Penggunaan metode demonstrasi dan bermain peran dalam
usaha peningkatan kemampuan pemahaman norma-norma yang berlaku di masyarakat siswa
kelas III SDN Karangbanyu I, kecamatan Widodaren kabupaten Ngawi.
Ngawi,
09 Oktober 2011
Mengetahui
Supervisor, Mahasiswa,
Dra. Endah Rahmawati, M.Pd Dzun
Nuraini
NIP. 19640930 199003
2 003 NIM.
819534273
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
berfungsi mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina
tanggung jawab warga negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi
warga negara (civic participation). Kecerdasan warga negara yang dikembangkan
untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dimensi rasional melainkan
juga dalam dimensi spiritual, emosional dan sosial (Supriya, Udin S Winata
Putra, 2009).
Kemampuan memahami dan menerapkan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat merupakan salah satu hal yang mutlak ditanamkan kepada
anak-anak usia SD mengingat kelak mereka akan kembali berbaur dengan masyarakat
karena manusia merupakan makhluk sosial. Untuk melaksanakan hal tersebut diperlukan
pemahaman (understanding) dan keahlian (skill). Pemahaman merupakan suatu
proses dimana siswa mengeksplorasi segenap kemampuan fisik dan psikisnya untuk
dapat mengerti apa yang telah, sedang dan akan dialaminya. Sedangkan keahlian
(skill) merupakan tahap lanjutan dari pemahaman yang memungkinkan siswa dapat
memposisikan dirinya kepada suatu suasana hati, perasaan dan perlakuan yang
sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat sekitarnya. Pengetahuan dan
kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pembelajaran pemahaman ini akan
menjadi dasar peningkatan dan kemampuan siswa selanjutnya, sehingga kertampilan
ini bukanlah suatu yang dapat diajarkan melalui teori atau penjelasan saja.
Siswa tidak akan biasa memaksimalkan pemahamannya jika siswa hanya datang,
duduk dan mendengarkan serta mencatat penjelasan guru saja, akan tetapi siswa
akan mengerti melalui hal-hal yang nyata dijumpainya baik di sekolah maupun di
rumah.
Salah satu materi yang harus dipahami siswa adalah
memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat. Norma merupakan seperangkat
aturan atau pedoman tenntang bagaimana seharusya manusia berperilaku dalam
kehidupan, dan harus dipatuhi. Siapa saja yang melanggar norma akan mendapatkan
hukuman / sanksi dari masyarakat. (Joko Mumpuni, 2011: 8 )
Meskipun materi pemahaman terhadap norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat ini merupakan materi sederhana dan riil dalam
kehidupan sehari-hari siswa, namun secara teoritis dan praktis siswa masih
banyak yang kurang biasa memahami dikarenakan metode mengajar guru masih
konvensional.
Kondisi Riil ini juga dialami dalam mata pelajaran PKn
siswa kelas III SDN Karangbanyu 1, kecamatan Widodaren, kabupaten Ngawi. Dari
hasil pengamatan yang dilakukan penulis, dibantu teman sejawat berdasarkan
hasil evaluasi proses dan akhir menunjukkan bahwa kemampuan siswa memahami
norma-norma yang berlaku di masyarakat masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
bukti atau data bahwa kemampuan pemahaman siswa masih rendah berdasarkan
hasil-hasil ulangan harian mereka.
Tabel
1.1 Data Ulangan Harian Siswa
No
|
Kemampuan
Memahami Norma
|
Jumlah
Siswa
|
Kriteria
|
1
|
Pegertian norma
|
5
(16%)
|
Baik
|
2
|
Macam – macam
norma di masyarakat
|
10
(32%)
|
Baik
|
3
|
Manfaat / kegunaan
norma
|
5
(16%)
|
Baik
|
4
|
Contoh aturan-aturan yang berlaku
di masyarakat
|
3
(10%)
|
Baik
|
5
|
Pelaksanaan aturan-aturan yang
berlaku di masyarakat
|
8
(2%)
|
Baik
|
Total
Siswa
|
31
|
Dari tabel 1.1. diatas dapat dilihat bahwa prosentase
siswa yang dapat dikatakan sudah dapat memahami norma-norma yang berlaku di
masyarakat masih rendah (<50%). Kemampuan pemahaman siswa terhadap
norma-norma yang berlaku di masyarakat ditinjau dari pemahaman pengertian norma
hanya 16% (5 siswa) yang tuntas, dari segi macam-macam norma yang berlaku di
masyarakat hanya 32% (10 siswa) yang tuntas, dari segi manfaat atau kegunaan
norma hanya 16% (5 siswa) yang tuntas, dari segu contoh aturan-aturan tang
berlaku di masyarakat hanya 10% (3 siswa) yang tuntas dan pemahaman dari segi
pelaksanaan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat hanya 26% (8 siswa).
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap
rendahnya kemampuan pemahaman siswa terhadap norma-norma yang berlaku di
masyarakat antara lain siswa merasa jenuh terhadap metode pengajaran guru yang
monoton dan nihil akan inovasi serta kondisi lingkungan sekolah yang kurang
mendukung.
Berdasarkan dari hasil refleksi awal penulis, diskusi
dengan teman sejawat, dan bimbingan supervisor, salah satu alternative yang
bisa dilakukan peneliti untuk membantu siswa dan meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat ialah melalui penggunaan
metode pembelajaran sebagai cara yang nyata untuk memperjelas informasi yang
disampaikan guru, metode-metode tersebut ialah metode demonstrasi dan metode
bermain peran dengan didukung adanya media gambar.
Penggunaan metode demonstrasi dan bermain peran ini
disasarkan pada alasan dan pertimbangan bahwa akan memberikan dorongan dan
motivasi bagi siswa dalam menuangkan imajinasi dan pikirannya dalam pemahaman
terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat. metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Peragaan suatu
proses dapat dilakukan oleh guru sendiri atau dibantu beberapa siswa dapat pula
dilakukan oleh sekelompok siswa. Metode ini dapat membantu pelajaran lebih
jelas dan konkrit sehingga diharapkan siswa menjadi lebih memahami. Sedangkan
metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam
suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman suatu konsep.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang
ditemukan dikelas V SDN Pandean 5, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
- Siswa
belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
- Kurangnya
fokus perhatian siswa pada proses pembelajaran
- Dalam
pembelajaran IPS kelas V kurang bervariasi dalam menggunakan metode dan
model pembelajaran.
- Hasil
belajar IPS rendah yang dibuktikan perolehan rata-rata nilai hasil belajar
sebesar 55
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas,
masalah perbaikan pembelajaran ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaiamana penggunaan metode simulasi dengan model
bermain peran mampu meningkatkan kemampuan pemahaman arti penting keutuhan NKRI
Siswa kelas V SDN Pandean 5, kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi?
2.
Bagaiamana tingkat ketuntasan kemampuan pemahaman arti
penting keutuhan NKRI melalui penggunaan metode simulasi dengan model bermain
peran Siswa kelas V SDN Pandean 5, kecamatan Karanganyar kabupaten Ngaw?
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan Perbaikan pembelajaran ini adalah:
1.
Mendiskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan
bermain peran dalam meningkatkan pemahaman norma-norma yang berlaku di
masyarakat siswa kelas III SDN Karangbanyu I, kecamatan Widodaren kabupaten
Ngawi.
2.
Mendiskripsikan tingkat ketuntasan kemampuan pemahaman
norma-norma yang berlaku di masyarakat melalui penggunaan metode demonstrasi
dan bermain peran siswa kelas III SDN Karangbanyu I, kecamatan Widodaren
kabupaten Ngawi?
D. Manfaat Perbaikan
Manfaat dari Perbaikan ini adalah:
- Bagi guru sebagai peneliti adalah untuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya, mengembangkan diri secara professional,
lebih percaya diri dan berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan sendiri.
- Bagi siswa adalah meningkatkan kemampuan pemahaman
terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat melalui metode demonstrasi
dan bermain peran.
- Bagi sekolah adalah dapat digunakan sebagai bahan
refrensi dalammeningkatkan pengelolaan pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Memahami Norma
1. Pengertian Memahami
Sebagai salah satu tujuan pembelajaran, memahami
merupakan proses dan hasil dimana seseorang berkembang dari yang semulanya
belum tahu menjadi tahu. Menurut Mariyadi, S.Pd, “Seseorang yang telah
mendapatkan hasil dalam proses tersebut dan mampu berkembang dari yang
semulanya belum tahu menjadi tahu dapat dikatakan paham”.
Dari definisi tentang pengertian memahami diatas dapat
disimpulkan bahwa memahami merupakan suatu proses yang sangat esensial dalam
pembelajaran siswa dan sebagai titik tolak dan titik lanjutan untuk mempelajari
materi dan atau ilmu selanjutnya.
2. Pengertian Norma
Norma adalah seperangkat aturan atau pedoman tentang
bagaimana seharusnya manusia berperilaku dalam kehidupan, dan harus dipatuhi.
(Joko Mumpuni, dkk: 2010:8).
Pendapat lain mengemukakan bahwa, “Norma merupakan seperangkat
aturan yang mengikat tiap-tiap warganegara yang menduduki suatu kawasan
tertentu”. Aturan adalah ketentuan yang mengikat warga/ setiap orang dalam
masyarakat. Aturan digunakan sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah
laku manusia di masyarakat. Aturan di masing-masing daerah tidaklah sama.
3. Macam-macam Norma
Menurut Joko Mumpuni, dkk dalam (Buku Ajar siswa
Sekolah Dasar kelas III, 1998: 8), norma-norma yang berlaku dimasyarakat terdiri
dari:
a)
Norma Agama
Norma Agama adalah norma yang berasal dari tuhan Yang Maha Esa, berisi
perintah yang harus dipatuhi, larangan ataupun anjuran-anjuran bagi umat
manusia. Orang yang melanggar norma agama akan
mendapatkan hukuman kelak di akhirat berupa dosa, dan bagi yang
melaksanakan norma agama akan mendapatkan pahala. Contohnya, menghormati orang
tua, beribadah, dilarang berbuat riba dan sebagainya.
b)
Norma Kesopanan
Norma Kesopanan adalah norma atau aturan atau tuntunan seseorang harus
bertingkah laku yang baik di dalam masyarakat. Norma kesopanan bersumber dari
kebiasaan atau tata pergaulan di dalam masyarakat. Norma ini dimaksudkan untuk
menciptakan keharmonisan hubungan antar sesama. Orang yang melakukan pelanggaran
terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi dari masyarakat berupa sanksi
cemoohan, celaan atau dikucilkan dari pergaulan. Contoh, menghormati orang yang
lebih tua, tidak meludah disembarang tempat, menerima sesuatu dengan tangan kanan.
c)
Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan disebut juga moral. Norma kesusilaan adalah norma yang
bersumber dari hati nurani manusia yang mengajak kepada kebaikan dan menjauhi
keburukan. Tujuan norma kesusilaan agar manusia berbuat baik. Orang yang
melaksanakan norma ini dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang baik,
sedangkan yang tidak melaksanakannya, dianggap sebagai orang yang tidak baik,
atau tidak bermoral. Contohnya, menyayangi sesama manusia, berlaku jujur dan
bertindak adil. Pelanggaran terhadap norma ini pelakunya akan memiliki perasaan
bersalah, malu, menyesal karena ia dihukum oleh hati nuraninya. Sebaliknya,
orang yang berbuat baik, ia akan merasa puas.
d)
Norma Hukum
Norma hukum adalah norma yang dibuat oleh lembaga yang berwenang.
Misalnya, MPR, DPR dan Presiden. Norma hukum berisi perintah dan larangan,
berlaku bagi seluruh warga nwgara yang bersangkutan. Norma hukum dimuat dalam
berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis. Bagi yang
melaksanakan norma hukum dianggap sebagai warga negara yang taat. Sebaliknya
bagi yang melanggar norma hukum akan mendapat hukuman, misalnya penjara,
kurungan, atau denda. Contohnya, mentaati rambu-rambu lalu lintas, dilarang
mencuri, merampok dan lain-lain. Norma hukum adalah aturan yang dibuat oleh negara,
sehingga bersifat mengikat dan memiliki kekuatan hukum bagi seluruh warga
negaranya (memaksa). Hal ini berarti semua warga negara harus mentaatinya.
4. Manfaat Norma
Manfaat Norma di masyarakat antara lain
a)
Menciptakan keharmonisan dan ketenangan.
b)
Mengurangi perselisihan
c)
Menciptakan ketentraman dan kedamaian.
B. Kajian Tentang Metode
1. Pengertian Metode
Menurut Wojowasito dan Purwadarminta dalam (Kamus
Lengkap Inggris-Indonesia: 1997: 113), Metode berasal dari bahasa inggris yaitu
“method” yang berarti cara dan teknik melaksanakan sesuatu. Dalam dunia
pendidikan, metode adalah cara dan teknik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa metode
adalah cara dan teknik dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode turut berperan
penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan dengan cara merangsang minat
siswa untuk mempelajari materi pelajaran karena menggunakan metode yang
bervariasi dan sesuai dengan minat siswa serta materi pelajaran.
2. Jenis-jenis metode pembelajaran
a)Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan.
Metode ini banyak di pilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan
alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa.
b)
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode yang memancing siswa untuk bertanya
kepada guru tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam tanya jawab,
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sudah di rencanakan sebelumnya.
Perencanaan pertanyaan dapat berdasarkan pada konsep yang ingin diperoleh atau
dipahami siswa.
c)Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.
Metode diskusi ini sering dipertukarkan dalam penggunaannya dengan metode tanya
jawab. Dalam diskusi dapat saja muncul pertanyaan, tetapi pertanyaan tersebut
tidak di rencanakan terlebih dahulu. Dalam diskusi terjadi tukar menukar
gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat.
d)
Metode Kooperatif
Pada metode belajar kooperatif ini siswa berada dalam kelompok kecil
dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi
interaksi antar anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena
keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktifitas anggotanya, sehingga anggota
kelompok saling membantu. Metode ini sering digunakan dalam kegiatan praktikum
dan diskusi
e)Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu
proses kejadian. Peragaan suatu proses dapat dilakukan oleh guru sendiri atau
dibantu beberapa siswa, dapat pula dilakukan oleh sekelompok siswa. Metode ini
dapat membantu pelajaran menjadi jelas dan lebih konkrit, sehingga diharapkan
siswa lebih mudah memahami.
f) Metode
karyawisata atau widyawisata
Metode karyawisata atau widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa
siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Widyawisata ini suatu
kunjungan yang di rencanakan kepada suatu objek tertentu untuk di pelajari atau
untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
Karyawisata dapat dilakukan di sekitar sekolah atau di tempat lain. Kegiatan
belajar di luar kelas ini mungkin dipimpin oleh guru sendiri atau oleh
pembimbing lain seperti petugas lapangan di kebun raya, museum dan sebagainya.
g)
Metode Penugasan
Pembelajaran dengan menggunakan Metode Penugasan berarti guru memberi
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan guru
dapat berupa masalah yang harus di pecahkan dan prosedurnya tidak di
beritahukan. Metode penugasan ini dapat mengembanngkan kemandirian siswa,
merangsang ,untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggungjawab
siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Kekurangan
metode ini terletak pada sulitnya mengawasi mengnenai kemungkinan siswa tidak
bekerja secara mandiri.
h)
Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan
percobaan. Dengan melakukan eksperimen berarti siswa melakukan kegiatan yang
mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding atau kontrol,
dan penggunaan alat-alat praktikum. Dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan eksperimen ini siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri.
i) Metode
Bermain Peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara
seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang
suatu konsep.
3) Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan suatu proses kejadian. Peragaan suatu proses dapat
dilakukan oleh guru sendiri atau dibantu beberapa siswa, dapat pula dilakukan
oleh sekelompok siswa. Metode ini dapat membantu pelajaran menjadi jelas dan
lebih konkrit, sehingga diharapkan siswa lebih mudah memahami.
4) Metode Bermain Peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah
pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep.
Dalam metode demonstrasi dan bermain peran penulis
menentukan syntax (langkah-langkah) pembelajaran sebagai berikut:
No
|
Fase
|
Peran
Guru
|
1.
|
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa
|
Menjelaskan
TPK, informasi latar belakang dan pentingnya pelajaran serta mempersiapkan
siswa untuk belajar
|
2.
|
Mendemonstrasikan pengetahuan
atau ketrampilan.
|
Mendemonstrasikan
ketrampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
|
3.
|
Membimbing
pelatihan.
|
Merencanakan
dan memberikan bimbingan latihan tahap awal
|
4.
|
Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik.
|
Mengecek
keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik.
|
5.
|
Memberikan
kesempatan latihan lanjutan dan penerapan.
|
Mempersiapkan
latihan lanjutan dengan perhatian khusus dan penerapan pada situasi yang
lebih kompleks (hidup sehari-hari).
|
C. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran akan dapat mencapai hasil lebih
baik jika siswa terdorong untuk melakukannya. Adapun beberapa upaya agar siswa
terdorong untuk belajar diantaranya adalah penyajian materi yang menarik
perhatian sehingga menumbuhkan minat bahkan dorongan untuk belajar. Menurut
Briish Audio Visual (1985:52) dalam Arief Sukardi Sadiman (1986:52) pengetahuan
paling besar, diperoleh dari indera penglihatan 75%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
dioptimalisasi bahwa penggunaan metode yang menarik perhatian siswa diharapkan
dapat memperkuat ingatan siswa. Hal ini akan terlihat jika seseorang terus
menerus melihat dan memegang suatu
benda, maka orang tersebut akan hafal dan ingat dengan sendirinya walaupun
suatu saat ia tidak melihat.
Penggunaan metode demonstrasi dan bermain peran mendorong
siswa dapat memahami dan menafsirkan apa yang mereka pelajari. Ilmu yang sudah
mereka kuasai akan melekat dalam ingatan mereka dalam jangka waktu yang lama
untuk meningkatkan prestasi.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diperoleh
kerangka pemikiran dalam penelitian sebagai berikut:
1.
Dengan metode demonstrasi dan bermain peran dapat
meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada siswa kelas III SDN Karangbanyu I tahun pelajaran 2011/2012.
2.
Dapat menemukan solusi atau cara untuk meningkatkan
prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas III SDN
Karangbanyu I tahun pelajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka
dapat dirumuskan tindakan kelas sebagai berikut:
- Dengan penggunaan metode demonstrasi dan bermain
peran maka prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada siswa kelas III SDN Karangbanyu I tahun pelajaran 2011/2012 akan
meningkat.
- Dengan penggunaan metode demonstrasi dan bermain
peran dapat menemukan cara (solusi ) untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan pada siswa kelas III SDN Karangbanyu I tahun pelajaran
2011/2012.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Lokasi dan Subyek Perbaikan
Penelitian Tindakan Kelas mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan diadakan pada siswa kelas III SDN Karangbanyu I, kecamatan
Widodaren kabupaten Ngawi tahun ajaran 2011/ 2012. Jumlah subyek yang diteliti
sebanyak 31 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
Tabel 3.1 Daftar Siswa kelas III SDN Karangbanyu I
( Tahun Ajaran 2011/ 2012)
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
1
|
Yulia Arviana
|
Perempuan
|
2
|
Suparmi
|
Perempuan
|
3
|
Mohammad Abdul Hakim
|
Laki-laki
|
4
|
Indana Saisary laili
|
Perempuan
|
5
|
Yuda Adik Pradita
|
Laki-laki
|
6
|
Adi Angkoso Putro
|
Laki-laki
|
7
|
Ade Nova Aer langga
|
Laki-laki
|
8
|
Azeriky Irawan
|
Laki-laki
|
9
|
Aldiansyah
|
Laki-laki
|
10
|
Anggi Meilani
|
Perempuan
|
11
|
Agustina Sofiatus Sholihah
|
Perempuan
|
12
|
Alfian Zaki Prayoga
|
Laki-laki
|
13
|
Anggik Setiyowati
|
Perempuan
|
14
|
Dewi Astutik
|
Perempuan
|
15
|
Eko Utomo
|
Laki-laki
|
16
|
Fajar Kurniawan M
|
Laki-laki
|
17
|
Galuh Rizkia Meilani
|
Perempuan
|
18
|
Kholif Auliahadi
|
Perempuan
|
19
|
Kenza Forestina
|
Perempuan
|
20
|
Linda Kurniawati
|
Perempuan
|
21
|
Latifatul Khoirunnisa
|
Perempuan
|
22
|
Mustika Aprilia
|
Perempuan
|
23
|
Gunawan Haum M
|
Laki-laki
|
24
|
Mohammad Waliyudin
|
Laki-laki
|
25
|
Risma Nur Karimah
|
Perempuan
|
26
|
Radiyan Dwi Cahyono
|
Laki-laki
|
27
|
Selviana
|
Perempuan
|
28
|
Tyas Novitasari
|
Perempuan
|
29
|
Zahra Auliana Firdani
|
Perempuan
|
30
|
Yeni Agustina
|
Perempuan
|
31
|
Shinta Ayu Puspita
|
Perempuan
|
Perbaikan Pembelajaran
ini dilaksanakan pada:
Ø
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 agustus 2011
Ø
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 agustus 2011
B. Deskripsi Per Siklus
Gambaran secara umum pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini dilakukan menggunakan langkah-langkah dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yang mencakup 4 tahapan: Rencana (Planning), Tindakan (Action),
Pengamatan (Observation) dan Refleksi
(Reflection). Secara skema
ditunjukkan oleh gambar berikut:
|
|||
|
|
|
|
|
Gambar 3.1 Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Empat tahap dalam satu putaran pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas III SDN
Karangbanyu I, kecamatan Widodaren, kabupaten Ngawi, adalah:
1. Rencana (Plan)
Sebelum melaksanakan penelitian, pada tahap ini
peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan penelitian serta membuat rencana
tindakan yang akan dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Selain itu pada
tahap ini juga dipersiapkan instrument penelitian dan perangkat pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
2. Kegiatan dan Pengamatan
Pada tahap ini tindakan yang harus dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya untuk melaksanakan perbaikan. Kegiatan belajar mengajar
serta mengamati hasil dan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
teman sejawat.
3. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti bersama guru dan pengamat
melihat dan mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang telah
dilakukan.
4. Revisi (Plan Revised)
Berdasarkan hasil refleksi, peneliti bersama guru
membuat revisi rancangan yang berupa tindakan-tindakan perbaikan yang akan
dilakukan pada putaran selanjutnya.
C. Prosedur Pelaksanaan Per Siklus
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus ini dapat di deskripsikan sebagai berikut:
v
Pelaksanaan perbaikan siklus 1
1. Perencanaan
Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus
1 ini bersama teman sejawat dan supervisor, penulis menganalisis hasil belajar
yang dicapai siswa kemudian mulai mengidentifikasi masalah, menganalisa dan
mencari alternatif pemecahan masalahnya. Berdasarkan hasil tersebut diatas
penulis menyusun perencanaan sebagai berikut:
a)
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP Siklus 1)
yang difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan yang diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
b)
Menyiapkan metode dan mengkondisikan kelas.
c)
Membuat instrument penelitian berupa:
1)
Lembar observasi yang akan digunakan penulis dan teman
sejawat untuk mengamati:
·
Ketepatan dan kesesuaian metode demonstrasi dan
bermain peran yang digunakan sesuai dengan manfaat dan tujuan penggunaannya,
·
Aktifitas guru dalam penggunaan metode demonstrasi dan bermain peran,
·
Aktifitas siswa dalam mempelajari dan memahami
norma.
2)
Lembar Kegiatan Siswa
3)
Lembar respon/tanggapan siswa terhadap penggunaan
metode demonstrasi dan bermain peran.
4)
Lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa memahami
norma
d)
Menentukan kriteria keberhasilan perbaikan
pembelajaran.
Dalam
penelitian ini perbaikan pembelajaran dapat dikatakan berhasil:
1)
Dari aspek proses: perbaikan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila: (a) Ketepatan dan kesesuaian metode demonstrasi dan bermain
peran yang digunakan sesuai dengan manfaat dan tujuan penggunaannya mencapai
75% dari seluruh indicator yang ditetapkan, dan (b) 80% 24 siswa menyatakan
bahwa metode demonstrasi dan bermain peran membantu mereka mampu memahami
norma-norma yang berlaku di masyarakat dengan baik;
2)
Dari aspek hasil: Perbaikan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila LKS san evaluasi akhir menunjukkan siswa secara individual
mencapai skor minimal 65 dengan tingkat ketuntasan klasikal 75%.
Kriteria yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa memahami norma
adalah:
1. Kesesuaian
pengertian norma Skor 20
§
Pengertian terlalu luas
§
Pengertian terlalu sempit
2. Menyebutkan macam-macam norma Skor 20
3. Menyebutkan manfaat/kegunaan norma Skor
20
4.
Menyebutkan contoh norma yang berlaku Skor 20
di masyarakat sekitar Siswa
5.
Menunjukkan sikap yang seharusnya dilakukan Skor 20
terhadap norma yang berlaku di masyarakat sekitar
Siswa
Berdasarkan kriteria penilaian guru
menentukan kwalitas pemahaman norma yang diadaptasi dari kurikulum SD 2004
sebagai berikut:
1.
Sangat Baik (81-90)
2.
Baik (71-80)
3.
Cukup (61-70)
4.
Kurang (51-60)
5.
Sangat Kurang (0-49)
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus I,
penulis dibantu teman sejawat melaksanakan rencana pembelajaran sesuai dengan
jadwal yang sudah direncanakan bersama sebelumnya dengan langkah-langkah
perbaikan pembelajaran, yaitu:
a)
Kegiatan Awal
Ø
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
do’a, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap belajar serta
mempersiapkan metode, media dan sumber belajar.
Ø
Guru menyampaikan indicator yang akan dicapai.
b)
Kegiatan Inti.
Ø
Menjelaskan pengertian norma.
Ø
Menjelaskan macam-macam norma yang berlaku di
masyarakat.
Ø
Guru memberi contoh norma-norma yang berlaku di
masyarakat, manfaat/kegunaan norma dan sikap yang harus dilakukan terhadap
aturan yang berlaku di masyarakat.
Ø
Siswa di bagi dalam 6 kelompok .
Ø
Guru memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok untuk
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama
Ø
Guru mendemonstrasikan sikap-sikap yang harus
dilakukan terhadap aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Ø
Guru meminta siswa untuk menirukan sikap-sikap
yang harus dilakukan terhadap aturan-aturan yang berlaku di masyarakat yang
telah di demonstrasikan oleh guru.
Ø
Tiap-tiap kelompok diminta maju ke depan kelas
secara bergiliran untuk bermain peran.
o
Satu siswa sebagai orang tua
o
Satu siswa sebagai remaja
o
Dua siswa sebagai anak kecil
Mereka bermain peran sesuai dengan perannya
masing-masing. Ini adalah metode bermain peran untuk memahami norma kesopanan
dam norma kesusilaan, dst.
Ø
Penilaian guru terhadap peran yang diperankan
c)
Kegiatan Akhir.
Ø
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Ø
Guru menutup pelajaran dengan salam
3. Pengumpulan Data
Data penielitian yang dikumpulkan adalah :
a)
Data proses
Data proses dikumpulkan menggunakan lembar
observasi, meliputi : aktivitas guru dan siswa memahami norma yang berlaku di
masyarakat menggunakan metode demonstrasi dan bermain peran
b)
Data hasil
Data hasil dikumpulkan dengan LKS dan lembar evaluasi
akhir.
Berupa hasil pengamatan selama pembelajaran dan
demostrasi dan bermain peran berlangsung (evaluasi dalam proses) dan setelah
perbaikan pembelajaran (evaluasi akhir)
4. Refleksi
Pada tahap ini penulis bersama dengan
teman sejawat melakukan analisis terhadap proses dan hasil belajar yang telah
dicapai siswa, masalah, kesulitan atau dampak perbaikan pembelajaran terhadap
guru dan siswa. Refleksi didasarkan pada catatan penulis dan teman sejawat agar
data hasil yang berupa pengamatran dan evaluasi dalam proses dan setelah
perbaikan pembelajaran (evaluasi hasil belajar). Adapun hasil refleksi
ditunjukkan oleh table berikut:
Tabel 3.2. Hasil refleksi siklus I
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Skor
|
Ketuntasan
|
1
|
Yulia Arfiana
|
Perempuan
|
30
|
TT
|
2
|
Suparmi
|
Perempuan
|
30
|
TT
|
3
|
Mohammad Abdul L
|
Laki-laki
|
40
|
TT
|
4
|
Indana Saysary laili
|
Perempuan
|
30
|
TT
|
5
|
Yuda Adiik Pradita
|
Laki-laki
|
40
|
TT
|
6
|
Adi Angkoso Putro
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
7
|
Ade Nova Airlangga
|
Laki-laki
|
90
|
T
|
8
|
Azarudi Irawan
|
Laki-laki
|
50
|
TT
|
9
|
Aldiansah
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
10
|
Anggi Mailani
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
11
|
Agustina Sifiatus S
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
12
|
Alfian Zaki Prayoga
|
Laki-laki
|
50
|
TT
|
13
|
Anggik Setiyowati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
14
|
Dewi Astutik
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
15
|
Eko Utomo
|
Laki-laki
|
60
|
TT
|
16
|
Fajar Kurniawan M
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
17
|
Galuh Riskia Melani
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
18
|
Kholif Auliahadi
|
Perempuan
|
70
|
T
|
19
|
Kensa Forestina
|
Perempuan
|
90
|
T
|
20
|
Linda Kurniawati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
21
|
Latifatul Khoirunnisa
|
Perempuan
|
80
|
T
|
22
|
Yustika Aprilia
|
Perempuan
|
80
|
T
|
23
|
Gunawan Halim M
|
Laki-laki
|
30
|
TT
|
24
|
Mohammad Waliyudin
|
Laki-laki
|
60
|
TT
|
25
|
Risma Nur Karimah
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
26
|
Radiyan Dwi Cahyono
|
Laki-laki
|
40
|
TT
|
27
|
Silviana
|
Perempuan
|
40
|
TT
|
28
|
Tyas Novitasari
|
Perempuan
|
80
|
T
|
29
|
Zahra Auliana Firdani
|
Perempuan
|
80
|
T
|
30
|
Yeni Agustina
|
Perempuan
|
40
|
TT
|
31
|
Shinta Ayu Puspita
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
Hasil
evaluasi pada table diatas menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus
I belum dapat mencapai target yang diinginkan, karena dari 30 siswa hanya 12
siswa atau 40% yang memperoleh nilai>60.
Refleksi difokuskan pada tingkat
ketercapaian kriteria-kriteria keberhasilan perbaikan sebagaimana ditetapkan
diatas. Hasil dari refleksi ini selanjutnya penulis dan teman sejawat gunakan
sebagai acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
siklus II.
v
Pelaksanaan perbaikan siklus II
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan pada sikluus
II ini, kegiatan yang akan dilakukan didasarkan dari hasil refleksi dan
analisis penulis dengan teman sejawat dan supervisor terhadap data proses dan hasl
belajar siswa pada siklus I.
Dari hasil refleksi terhadap proses
dan hasil belajar siswa pada siklus I, maka perencanaan ulang perbaikan
pembelajaran siklus II ditambahkan dengan penggunaan metode demonstrasi dan
bermain peran untuk menguatkan pemahaman siswa terhadap norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Upaya ini diharapkan agar dapat meningkatkan aktivitas
dan kreatifitas serta memudahkan siswa memahami norma-norma yang berlaku di
masyarakat berdasarkan penafsiran dan pengalamannya mereka sendiri.
Secara keseluruhan perencanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
a)
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus II
yang sudah disempurnakan berdasarkan RPP siklus I. pada siklus II ini akan
diitnensifkan penggunaan metode demonstrasi dan bermain peran menguatkan
pemahaman siswa terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga
diharapkan akan meningkatkan dan menguatkan pemahaman siswa.
b)
Menyiapkan metode dan mengkondisikan kelas untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode demonstrasi dan bermain peran.
c)
Menyiapkan instrument pengumpul data yang sudah
digunakan pada siklus I, juga digunakan pada siklus II ini berupa:
1)
Lembar observasi yang digunakan penulis dan teman
sejawat untuk mengamati:
·
Ketepatan dan kesesuaian metode demonstrasi dan
bermain peran yang digunakan sesuai dengan manfaat dan tujuan penggunaannya,
·
Aktifitas guru dalam penggunaan metode demonstrasi dan bermain peran,
·
Aktifitas siswa dalam mempelajari dan memahami
norma.
2)
Lembar Kegiatan Siswa
3)
Lembar respon/tanggapan siswa terhadap penggunaan
metode demonstrasi dan bermain peran.
4)
Lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa memahami
norma.
2. Pelaksanaan
Aktifitas penulis pada tahap ini
dengan dibantu teman sejawat adalah melaksanakan perbaikan berdasarkan rencana
pembelajaran siklus II dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Menjelaskan kembali pengertian norma.
b)
Menjelaskan kembali macam-macam norma yang berlaku di
masyarakat.
c)
Guru memberi contoh norma-norma yang berlaku di
masyarakat, manfaat/kegunaan norma dan sikap yang harus dilakukan terhadap
aturan yang berlaku di masyarakat.
d)
Siswa di bagi dalam 6 kelompok .
e)
Guru memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok untuk
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
f)
Guru mendemonstrasikan sikap-sikap yang harus dilakukan
terhadap aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
g)
Guru meminta siswa untuk menirukan sikap-sikap yang
harus dilakukan terhadap aturan-aturan yang berlaku di masyarakat yang telah di
demonstrasikan oleh guru.
h)
Tiap-tiap kelompok diminta maju ke depan kelas secara
bergiliran untuk bermain peran.
·
Satu siswa sebagai orang tua
·
Satu siswa sebagai remaja
·
Dua siswa sebagai anak kecil
Mereka bermain peran sesuai dengan perannya
masing-masing. Ini adalah metode bermain peran untuk memahami norma kesopanan
dam norma kesusilaan, dst.
i)
Penilaian guru terhadap peran yang diperankan
3. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan sama dengan siklus I yaitu:
a)
Data proses
Data proses dikumpulkan menggunakan lembar observasi,
meliputi : aktivitas guru dan siswa memahami norma yang berlaku di masyarakat
menggunakan metode demonstrasi dan bermain peran
b)
Data hasil
Data hasil
dikumpulkan dengan LKS dan lembar evaluasi akhir .
Berupa hasil pengamatan selama pembelajaran dan
demostrasi dan bermain peran berlangsung (evaluasi dalam proses) dan setelah
perbaikan pembelajaran (evaluasi akhir).
4. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II ini
penulis bersama dengan teman sejawat kembali melakukan analisis terhadap proses
dan hasil belajar yang telah dicapai siswa, masalah, kesulitan atau dampak
perbaikan pembelajaran terhadap guru dan siswa. Refleksi didasarkan pada
catatan penulis dan teman sejawat agar data hasil yang berupa pengamatran dan
evaluasi dalam proses dan setelah perbaikan pembelajaran (evaluasi hasil
belajar). Adapun hasil refleksi ditunjukkan oleh tabel berikut:
Tabel 3.3. Hasil refleksi siklus II
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Skor
|
Ketuntasan
|
1
|
Yulia Arfiana
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
2
|
Suparmi
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
3
|
Mohammad Abdul L
|
Laki-laki
|
70
|
TT
|
4
|
Indana Saysary laili
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
5
|
Yuda Adiik Pradita
|
Laki-laki
|
70
|
TT
|
6
|
Adi Angkoso Putro
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
7
|
Ade Nova Airlangga
|
Laki-laki
|
95
|
T
|
8
|
Azarudi Irawan
|
Laki-laki
|
70
|
TT
|
9
|
Aldiansah
|
Laki-laki
|
90
|
T
|
10
|
Anggi Mailani
|
Perempuan
|
80
|
TT
|
11
|
Agustina Sifiatus S
|
Perempuan
|
80
|
TT
|
12
|
Alfian Zaki Prayoga
|
Laki-laki
|
80
|
TT
|
13
|
Anggik Setiyowati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
14
|
Dewi Astutik
|
Perempuan
|
70
|
TT
|
15
|
Eko Utomo
|
Laki-laki
|
80
|
TT
|
16
|
Fajar Kurniawan M
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
17
|
Galuh Riskia Melani
|
Perempuan
|
70
|
TT
|
18
|
Kholif Auliahadi
|
Perempuan
|
80
|
T
|
19
|
Kensa Forestina
|
Perempuan
|
90
|
T
|
20
|
Linda Kurniawati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
21
|
Latifatul Khoirunnisa
|
Perempuan
|
80
|
T
|
22
|
Yustika Aprilia
|
Perempuan
|
80
|
T
|
23
|
Gunawan Halim M
|
Laki-laki
|
60
|
TT
|
24
|
Mohammad Waliyudin
|
Laki-laki
|
80
|
TT
|
25
|
Risma Nur Karimah
|
Perempuan
|
80
|
TT
|
26
|
Radiyan Dwi Cahyono
|
Laki-laki
|
70
|
TT
|
27
|
Silviana
|
Perempuan
|
70
|
TT
|
28
|
Tyas Novitasari
|
Perempuan
|
80
|
T
|
29
|
Zahra Auliana Firdani
|
Perempuan
|
80
|
T
|
30
|
Yeni Agustina
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
31
|
Shinta Ayu Puspita
|
Perempuan
|
70
|
TT
|
Pada tabel
3.3. diatas terlihat bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dapat
meningkatkan ketuntasan belajar siswa, karena 80% siswa mencapai ketuntasan
belajar, terjadi peningkatan 40% dibandingkan dengan siklus I, sehingga
mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu 80% dari jumlah siswa yang memperoleh
nilai 60. Peningkatan juga terlihat pada
perolehan nilai terrendah yang meningkat dari 30 menjadi 60 dan rata-rata kelas
meningkat dari 60,5 menjadi 83,5.
Hasil dari refleksi ini selanjutnya
penulis dan teman sejawat gunakan sebagai acuan bagi perencanaan dan
pelaksanaan ujian praktik PKP.
BAB IV
HASIL PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Per Siklus
Dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas
III SDN Karangbanyu 01 ini, difokuskan pada perbaikan pembelajaran untuk pemahaman
terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Secara
lebih rinci hasil yang diperoleh dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I ini
adalah sebagai berikut :
·
Hasil Perbaikan
Siklus I
1.
Rencana Tindakan
a)
Tahap Perencanaan
Pada tahap
ini peneliti mempersiapkan perangkat pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
terdiridari rencana pelajaran 1, soal evaluasi dan pengaturan penerapan metode.
b)
Tahap Kegiatan dan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus
2011 di kelas III SDN Karangbanyu I, kecamatan Widodaren, kabupaten
Ngawi tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 31 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi soal evaluasi I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun
data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Evaluasi siklus I
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Skor
|
Ketuntasan
|
1
|
Yulia Arfiana
|
Perempuan
|
30
|
TT
|
2
|
Suparmi
|
Perempuan
|
30
|
TT
|
3
|
Mohammad Abdul L
|
Laki-laki
|
40
|
TT
|
4
|
Indana Saysary laili
|
Perempuan
|
30
|
TT
|
5
|
Yuda Adiik Pradita
|
Laki-laki
|
40
|
TT
|
6
|
Adi Angkoso Putro
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
7
|
Ade Nova Airlangga
|
Laki-laki
|
90
|
T
|
8
|
Azarudi Irawan
|
Laki-laki
|
50
|
TT
|
9
|
Aldiansah
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
10
|
Anggi Mailani
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
11
|
Agustina Sifiatus S
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
12
|
Alfian Zaki Prayoga
|
Laki-laki
|
50
|
TT
|
13
|
Anggik Setiyowati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
14
|
Dewi Astutik
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
15
|
Eko Utomo
|
Laki-laki
|
60
|
TT
|
16
|
Fajar Kurniawan M
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
17
|
Galuh Riskia Melani
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
18
|
Kholif Auliahadi
|
Perempuan
|
70
|
T
|
19
|
Kensa Forestina
|
Perempuan
|
90
|
T
|
20
|
Linda Kurniawati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
21
|
Latifatul Khoirunnisa
|
Perempuan
|
80
|
T
|
22
|
Yustika Aprilia
|
Perempuan
|
80
|
T
|
23
|
Gunawan Halim M
|
Laki-laki
|
30
|
TT
|
24
|
Mohammad Waliyudin
|
Laki-laki
|
60
|
TT
|
25
|
Risma Nur Karimah
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
26
|
Radiyan Dwi Cahyono
|
Laki-laki
|
40
|
TT
|
27
|
Silviana
|
Perempuan
|
40
|
TT
|
28
|
Tyas Novitasari
|
Perempuan
|
80
|
T
|
29
|
Zahra Auliana Firdani
|
Perempuan
|
80
|
T
|
30
|
Yeni Agustina
|
Perempuan
|
40
|
TT
|
31
|
Shinta Ayu Puspita
|
Perempuan
|
50
|
TT
|
Hasil
evaluasi pada table diatas menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus
I belum dapat mencapai target yang diinginkan, karena dari 30 siswa hanya 12
siswa atau 40% yang memperoleh nilai>60.
Berdasarkan
hasil pemahaman siswa terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat, yang
berbentuk LKS guru menganalisis dengan mencari kelemahan umum yang terdapat
pada hasil perolehan nilai siswa. Kelemahan-kelemahannya adalah:
1)
Siswa belum dapat
memahami pelaksanaan norma yang berlaku di masyarakat.
2)
Siswa kesulitan
membedakan macam-macam norma
3)
Siswa kesulitan
menyebutkan kegunaan norma di masyarakat.
Contoh;
1.
Aturan diciptakan
untuk menjaga ….(rumah)
2.
Norma yang berlaku
memaksa dan memiliki sanksi tegas adalah norma…(agama)
3.
norma yang ada di
masyarakat harus dilaksanakan oleh….(pembuatnya)
4.
norma yang berasal
dari Tuhan Yang Maha Esa adalah norma….(susila)
5.
orang yang dikucilkan
dari pergaulan, adalah sebagai akibat dia melanggar norma….(kesopanan)
Berdasarkan kriteria
penilaian pemahaman siswa tentang norma diperoleh data:
Tabel
4.2.
Hasil
Belajar Siswa Berdasarkan Kualifikasi Penilaian
Kualifikasi
|
Jumlah Siswa
|
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
|
-
3
9
16
3
|
Jumlah Siswa
|
31
|
Dari tabel
4.2. dapat diketahui bahwa ada 12 siswa (40%) yang mendapat nilai lebih dari 65
dari 31 siswa kelas III.
Sejalan
dengan uraian pada implementasi dan evaluasi, peneliti mempertimbangkan hasil
dari Penelitian Tindakan Kelas. Dalam hal ini teman sejawat memberikan masukan
kepada peneliti sebaiknya mengatur siswa agar duduk di tempat duduknya
masing-masing dan menggunakan metode berdasarkan pengalaman pribadi. Dalam RPP
tidak dicantumkan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Siswa
belum memahami dan bingung dalam memahami apa yang di demonstrasikan.
Proses
pembelajaran siklus I perlu diperbaiki. Berdasarkan hasil pengamatan, masih
muncul aktifitas yaitu:
Ø
Guru tidak menggunakan
metode demonstrasi dan bermain peran secara konsisten.
Ø
Siswa kurang berani bertanya
kepada guru sehingga siswa mayoritas belum memahami materi yang disajikan oleh
guru.
Ø
Guru kurang membimbing
anak yang mengalami kesulitan.
Berdasarkan
aktifitas pada siklus I guru berusaha memperbaiki teknik dan suasana yang yang
lebih mendukung seperti:
Ø
Guru akan menggunakan
metode secara konsisten dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Ø
Guru lebih memotivasi
dan mengarahkan siswa.
Ø
Guru akan membantu
siswa yang bermasalah.
c)
Pengamatan dan
pengumpulan data
Berdasarkan
pengamatan dan pengumpulan data, data yang diperoleh dari hasil pengamatan
perbaikan pembelajaran siklus I sebagai berikut:
Tebel
4.3.
Hasil
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelompok
|
Nilai
|
I
|
60
|
II
|
65
|
III
|
60
|
IV
|
70
|
V
|
60
|
Rata-rata
|
56, 5
|
*Ditargetkan rata-rata > 70
|
Sementara
dari evaluasi hasil belajar pada akhir siklus I, diperoleh hasil bahwa nilai
rata-rata siswa 56,60, dan jumlah siswa yang nilainya > 65 adalah 12 siswa
(40%). Dengan demikian siswa belum tuntas belajar.
Tebel 4.4.
Hasil
Evaluasi Belajar
No
|
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Keterangan
|
1
|
30
|
4
|
Tidak Tuntas
|
2
|
40
|
5
|
Tidak Tuntas
|
3
|
50
|
7
|
Tidak Tuntas
|
4
|
60
|
3
|
Tidak Tuntas
|
5
|
70
|
3
|
Tuntas
|
6
|
80
|
7
|
Tuntas
|
7
|
90
|
2
|
Tuntas
|
Jumlah
|
31
|
||
Nilai Rata-rata
|
58, 6
|
Catatan: Batas
ketuntasan adalah 70% siswa dengan nilai >60
Hasil
evaluasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus
I belum dapat mencapai target yang diinginkan, karena darin 30 siswa hanya 12
siswa atau 40% yang memperoleh nilai > 60.
d)
Refleksi
Berdasarkan
hasil analisis dan refleksi penulis bersama teman sejawat terhadap seluruh data
hasil perbaikan siklus I, beberapa aspek yang menjadi penyebab belum
maksimalnya hasil perbaikan siklus I adalah:
1)
Guru kurang mampu
membimbing demonstrasi dan bermain peran secara kelompok.
2)
Penjelasan guru
menggunakan metode yang digunakan belum maksimal
3)
Siswa belum terbiasa
belajar menggunakan metode yang digunakan.
4)
Penggunaan metode
demonstrasi dan bermain peran sudah sangat tepat untuk memancing kreatifitas
siswa namun belum maksimal.
5)
Respon siswa terhadap
penggunaan metode demonstrasi dan bermain peran baik (60%), siswa merasa sangat
terbantu (25%) dan ada 15% siswa yang masih menganggap tidak ada pengaruhnya.
Dari data
diatas dapat diketahui bahwa siswa masih melakukan penyesuaian dengan metode
yang relatif baru ini. Dan untuk selanjutnya kekurangan-kekurangan ini akan
diperbaiki dan dimaksimalkan pada siklus II.
Tabel
4.5.
Tanggapan Siswa
terhadap cara guru dalam menjelaskan norma
No
|
Kriteria
|
Jumlah Siswa
|
Prosentase
|
1
|
Biasa saja
|
5
|
15%
|
2
|
Baik
|
18
|
60%
|
3
|
Sangat membantu
|
8
|
25%
|
·
Hasil Perbaikan
Siklus II
1.
Rencana Tindakan
a)
Tahap Perencanaan
Pada tahap
ini peneliti mempersiapkan perangkat pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang terdiridari
rencana pelajaran II, soal evaluasi dan pengaturan penerapan metode.
b)
Tahap Kegiatan dan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus
2011 di kelas III SDN Karangbanyu I, kecamatan Widodaren, kabupaten
Ngawi tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 31 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi soal evaluasi II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun
data hasil evaluasi tersebut dijelaskan dalam table berikut:
Tabel 4.6. Hasil evaluasi siklus II
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Skor
|
Ketuntasan
|
1
|
Yulia Arfiana
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
2
|
Suparmi
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
3
|
Mohammad Abdul L
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
4
|
Indana Saysary laili
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
5
|
Yuda Adiik Pradita
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
6
|
Adi Angkoso Putro
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
7
|
Ade Nova Airlangga
|
Laki-laki
|
95
|
T
|
8
|
Azarudi Irawan
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
9
|
Aldiansah
|
Laki-laki
|
90
|
T
|
10
|
Anggi Mailani
|
Perempuan
|
80
|
T
|
11
|
Agustina Sifiatus S
|
Perempuan
|
80
|
T
|
12
|
Alfian Zaki Prayoga
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
13
|
Anggik Setiyowati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
14
|
Dewi Astutik
|
Perempuan
|
70
|
T
|
15
|
Eko Utomo
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
16
|
Fajar Kurniawan M
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
17
|
Galuh Riskia Melani
|
Perempuan
|
70
|
T
|
18
|
Kholif Auliahadi
|
Perempuan
|
80
|
T
|
19
|
Kensa Forestina
|
Perempuan
|
90
|
T
|
20
|
Linda Kurniawati
|
Perempuan
|
80
|
T
|
21
|
Latifatul Khoirunnisa
|
Perempuan
|
80
|
T
|
22
|
Yustika Aprilia
|
Perempuan
|
80
|
T
|
23
|
Gunawan Halim M
|
Laki-laki
|
60
|
TT
|
24
|
Mohammad W
|
Laki-laki
|
80
|
T
|
25
|
Risma Nur Karimah
|
Perempuan
|
80
|
T
|
26
|
Radiyan D C
|
Laki-laki
|
70
|
T
|
27
|
Silviana
|
Perempuan
|
70
|
T
|
28
|
Tyas Novitasari
|
Perempuan
|
80
|
T
|
29
|
Zahra Auliana F
|
Perempuan
|
80
|
T
|
30
|
Yeni Agustina
|
Perempuan
|
60
|
TT
|
31
|
Shinta Ayu Puspita
|
Perempuan
|
70
|
T
|
Pada tabel
4.6. diatas terlihat bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dapat
meningkatkan ketuntasan belajar siswa, karena 80% siswa mencapai ketuntasan
belajar, terjadi peningkatan 40% dibandingkan dengan siklus I, sehingga
mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu 80% dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai 60. Peningkatan juga
terlihat pada perolehan nilai terrendah yang meningkat dari 30 menjadi 60 dan
rata-rata kelas meningkat dari 60,5 menjadi 83,5.
Untuk
menindaklanjuti temuan-temuan dan kelemahan yang masih ada pada siklus I, maka
pada siklus ke II ini perbaikan pembelajaran juga difokuskan pada menjelaskan sekali lagi tentang prosedur
metode demonstrasi dan bermain peran serta memancing pemahaman siswa dengan
memberikan berbagai contoh agar pemahaman siswa menjadi maksimal. Serta
dalam siklus ke II ini guru didalam memberikan contoh dilakukan secara rinci
dan bertahap, dan juga diupayakan siswa secara aktif menirukan. Dengan demikian
siswa diharapkan semakin terampil mendemonstrasikan dan memainkan perannya
masing-masing. Dengan demikian juga guru secara aktif mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan dan mendemonstrasikan dalam menyelesaikan LKS.
Dengan
strategi perbaikan tersebut, maka diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman
konsep dan ketuntasan belajar bagi siswa, khususnya untuk Mata Pelajara
Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya pada pemahaman siswa terhadap norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
Berdasarkan
LKS yang dikerjakan siswa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.7.Hasil
Belajar Siswa Berdasarkan Kualifikasi Penilaian
Kualifikasi
|
Jumlah Siswa
|
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
|
5
15
7
4
-
|
Dari tabel
4.7. diatas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa terdapat 22 siswa yang dapat
dinyatakan mengalami peningkatan hasil, dimana yang memperoleh nilai lebih dari
65.
Dari hasil
perbaikan pada siklus II ini, yang ada adalah guru lebih memberikan penjelasan
kepada siswa dengan disertai contoh-contoh memahami
norma-norma yang berlaku di masyarakat dengan menggunakah metode demonstrasi
dan bermain peran.
c)
Pengamatan dan
pengumpulan data
Pada
siklus II dalam memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat, hasil
pengerjaan LKS siswa dan pengamatan guru menunjukkan adanya peningkatan antara
lain:
1)
Siswa sudah dapat
memahami pelaksanaan norma yang berlaku di masyarakat.
2)
Siswa sudah dapat
membedakan macam-macam norma
3)
Siswa sudah dapat
menyebutkan manfaat/kegunaan norma di masyarakat.
Setelah perbaikan
pembelajaran siklus IIdiperoleh bahwa terjadi peningkatan yang cukup memuaskan
dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II ini. Peningkatan ini terjadi
karena siswa lebih bersemangat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan
guru semakin mengintensifkan pembimbingan dalam pemahaman terhadap norma yang
berlaku di masyarakat. Penjelasan yang demikian ini menyebabkan peningkatan
kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab sehingga siswa lebih termotivasi untuk
belajar lebih giat.
Tabel
4.8.
Hasil
Lembar Kerja Siswa
Kelompok
|
Nilai
|
I
|
70
|
II
|
80
|
III
|
80
|
IV
|
85
|
V
|
70
|
Rata-rata
|
75
|
Dalam tabel
4.8. diatas terlihat bahwa hasil yang dicapai dari perbaikan pembelajaran
siklus II sangat memuaskan. Jika pada siklus I dari hasil penyelesaian LKS
rata-ratanya hanya 56,5 maka pada siklus II ini meningkat menjadi 75. hasil ini
dicapai karena meningkatnya penjelasan guru, aktifitas dan kerjasama siswa yang
baik dalam berdemonstrasi dan bermain peran.
Sementara dari evaluasi hasil
belajar diperoleh data sebagai berikut:
Tabel
4.9.
Hasil Evaluasi Belajar
No
|
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Keterangan
|
1
|
60
|
5
|
Tidak Tuntas
|
2
|
70
|
8
|
Tuntas
|
3
|
80
|
15
|
Tuntas
|
4
|
90
|
2
|
Tuntas
|
5
|
95
|
1
|
Tuntas
|
Jumlah
|
31
|
||
Nilai Rata-rata
|
78, 45
|
Catatan: Batas
ketuntasan adalah 75% siswa dengan nilai >60
Pada
tabel 4.9. diatas terlihat bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dapat
meningkatkan ketuntasan belajar siswa, karena 80% siswa mencapai ketuntasan
belajar, terjadi peningkatan 40% dibandingkan dengan siklus I.
Dari hasil
ini terlihat bahwa perbaikan pembelajaran siklus II dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu 80%
dari jumlah siswa memperoleh nilai . 60. Peningkatan juga terlihat pada
perolehan nilai terrendah yang meningkat dari 30 menjadi 60 dan rata-rata kelas
meningkat dari 60,5 menjadi 83,5.
d)
Refleksi
Dari hasil
analisis dan refleksi bersama antara penulis dan teman sejawat terhadap seluruh
data hasil perbaikan siklus II, keberhasilan proses dan hasil diskusi kelompok
serta hasil tes akhir secara maksimal dan tercapainya ketuntasan belajar sesuai
dengan yang diiharapkan ini terjadi karena:
§
Perhatian dan
bimbingan guru sudah terfokus dan merata kepada seluruh kelompok, sehingga
seluruh kelompok mendapatkan perhatian dan bimbingan dari guru yang memadai;
§
Sebelum diskusi
kelompok dan bermain peran berlangsung guru terlebih dulu memberikan penjelasan
agar seluruh siswa di dalam bekerja kelompok beraktifitas dan bekerjasama dengan baik bersama kelompoknya;
§
Guru menjelaskan
dengan rinci tentang pemahaman terhadap pemahaman norma-norma yang berlaku di
masyarakat dengan menggunakan metode demonstrasi dan bermain peran, terdapat
70% siswa merasa sangat terbantu dalam memahami konsep.
Tabel
4.10.
Tanggapan siswa terhadap cara guru dalam membimbing
memahami norma
No
|
Kriteria
|
Jumlah Siswa
|
Prosentase
|
1
|
Biasa saja
|
0
|
0%
|
2
|
Baik
|
6
|
20%
|
3
|
Sangat membantu
|
25
|
80%
|
B.
Pembahasan
- Interpretasi
hasil pengamatan dan Pengumpulan Data
Hasil perbaikan
pembelajaran siklus I dan II menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa.
Secara garis besar hasil perbaikan menunjukkan hasil yang memuaskan seperti
dalam tabel berikut:
Tabel
4.11.
Rangkaian Hasil Tes Akhir Siklus I dan Siklus II
Kualifikasi
|
Jumlah Siswa
|
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
|
-
3
9
16
3
|
5
15
7
4
-
|
Setelah
guru melakukan evaluasi pada siklus I dari 31 siswa yang mendapat nilai > 65
sebanyak 12 siswa. Pada siklus II dari 31 siswa yang mendapat nilai > 65
sebanyak 22 siswa.
Apabila
digambarkan dalam grafik, maka ketuntasan belajar siswa selama penelitian
adalah sebagai berikut:
Grafik 4.1. Ketuntasan Belajar Siswa Selama Penelitian
|
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan analisis data penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan
bahwa:
- Penggunaan
Metode Demonstrasi dan Bermain Peran dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat.
- peningkatan
pemahaman siswa terhadap pemahaman siswa dalam memahami norma-norma yang
berlaku di masyarakat dengan memanfaatkan metode Demonstrasi dan Bermain
Peran secara keseluruhan mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan
perbaikan pembelajaran. Pada siklusI nilai rata-rata siswa 56,5 secara
kelompok dan 58,6 secara individu dengan ketuntasan 40% (12 siswa) dengan responden / siswa 85% menyatakan
sangat terbantu dengan Metode Demonstrasi dan Bermain Peran yang dipakai
dan pada siklus ke II nilai rata-rata secara kelompok 75 dan secara
individu 78 dengan ketuntasan 80% dengan semua siswa merasa sangat
terbantu dengan Metode Demonstrasi dan Bermain Peran yang digunakan dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
B.
Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil analisis
data dan kesimpulan disarankan;
- Untuk mempermudah
menanamkan konsep dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap norma-norma
ang berlaku di masyarakat, seharusnya guru melakukan inovasi pembelajaran,
seperti Penggunaan Metode Demonstrasi dan Bermain Peran sebagai sumber
inspirasi dan imajinasi bagi siswa.
- Dengan adanya metode siswa akan trmotivasi belajar. Oleh karena itu metode pembelajaran harus terus dikembangkan.
Lampiran 1
Format Kesediaan
Teman Sejawat Dalam
Penyelenggaraan PKP
Kepada
Kepala UPBJJ Surabaya
Di Surabaya
Yang bertanda
tangan dibawah ini, menerangkan bahwa:
Nama : Yuli Restu Wilujeng, S.Pd
NIP : 19790729 200501 2 013
Tempat
Mengajar : SDN Karangbanyu I
Alamat
Sekolah : Jl. Raya Ngawi-Solo, kec.
Widodaren, kab. Ngawi.
Telepon : (0351) 673404
Menyatakan
bersedia sebagai teman sejawat untuk
mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas
nama:
Nama : Dzun Nuraini
NIM : 819534273
Program
Studi : S-1 PGSD
Tempat
Mengajar : SDN Karangbanyu I
Alamat
Sekolah : Jl. Raya Ngawi-Solo, kec.
Widodaren, kab. Ngawi.
Telepon : (0351) 673404
Demikian agar surat pernyataan ini dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ngawi,
09 Oktober 2011
Mengetahui
Kepala
SDN Karangbanyu I, Teman
sejawat,
P A R T I N I, S.Pd YULI
RESTU W, S.Pd
NIP. 19540402 197501
2 001 NIP.19790729
200501 2 013
Lampiran 2
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dzun Nuraini
NIM : 819534273
Program
Studi : S-1 PGSD
Tempat
Mengajar : SDN Karangbanyu I
Alamat
Sekolah : Jl. Raya Ngawi-Solo, kec.
Widodaren, kab. Ngawi.
Telepon : (0351) 673404I
Menyatakan bahwa:
Nama : Yuli Restu Wilujeng, S.Pd
NIP : 19790729 200501 2 013
Tempat
Mengajar : SDN Karangbanyu I
Alamat
Sekolah : Jl. Raya Ngawi-Solo, kec.
Widodaren, kab. Ngawi.
Telepon : (0351) 673404
Adalah teman
sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang
merupakan tugas kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Professional (PKP).
Demikian
pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Ngawi,
09 Oktober 2011
Yang membuat pernyataan
Teman
sejawat, Mahasiswa
YULI RESTU W, S.Pd DZUN
NURAINI
NIP.19790729 200501 2 013 NIM.
819534273
Lampiran 3
RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran :
Pendidikan Kewarganegaraan
Jenjang Pendidikan :
Sekolah Dasar
Kelas / Semester : III
(Tiga) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Senin,
15 Agustus 2011
Alokasi Waktu :
1x 35 menit
Lokasi : SDN
Karangbanyu 1
A.
Standar
Kompetensi
Melaksanakan norma yang berlaku
di masyarakat
B.
Kompetensi
Dasar
Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar
C.
Indikator
Menjelaskan pengertian norma
D.
Tujuan
Perbaikan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian norma
E.
Materi Pokok
Aturan-aturan lingkungan masyarakat
F.
Metode
Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Bermain Peran
G. Langkah-langkah
Pembelajaran
1. Kegiatan
Awal (5 menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, doa, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk
siap belajar serta menyiapkan media dan sumber belajar.
b) Guru menyampaikan apersepai
dengan mengadakan tanya jawab secara umum dengan siswa, misalnya :
§ Anak-anak pada pelajaran PKN
kemarin kalian mempelajari tentang apa ?
c) Guru menyampaikan indikator yang
akan dicapai
2. Kegiatan Inti (20 menit)
a)
Menjelaskan pengertian norma.
b)
Menjelaskan macam-macam norma yang berlaku di
masyarakat.
c)
Guru memberi contoh norma-norma yang berlaku di
masyarakat, manfaat/kegunaan norma dan sikap yang harus dilakukan terhadap
aturan yang berlaku di masyarakat.
d)
Siswa di bagi dalam 6 kelompok .
e)
Guru memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok untuk
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
f)
Guru mendemonstrasikan sikap-sikap yang harus dilakukan
terhadap aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
g)
Guru meminta siswa untuk menirukan sikap-sikap yang
harus dilakukan terhadap aturan-aturan yang berlaku di masyarakat yang telah di
demonstrasikan oleh guru.
h)
Tiap-tiap kelompok diminta maju ke depan kelas secara
bergiliran untuk bermain peran.
·
Satu siswa sebagai orang tua
·
Satu siswa sebagai remaja
·
Dua siswa sebagai anak kecil
i)
Penilaian guru terhadap peran yang diperankan
3.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a)
Siswa mengerjakan soal evaluasi
b)
Guru menutup pelajaran dengan salam
H. Sumber dan Media Belajar
1. Sumber
Belajar
Buku Ajar
fokus untuk SD/MI Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional BSE.
2. Media Belajar
Gambar tentang
anak yang mematuhi norma keluarga.
I. Penilaian
Ø
Penilaian Awal
: Pretes : lisan
Ø
Penilaian Proses : Kelompok
Ø
Penilaian Akhir
: Tes tertulis (terlampir)
Mengetahui, Karangbanyu,
15 Agustus 2011
Kepala
SDN Karangbanyu 1 Mahasiswa
PARTINI S. P.d DZUN NURAINI
NIP. 19540402 197501 2 001 NIM.
819534273
LEMBAR PENILAIAN
No
|
Nama
|
Jumlah Salah
|
Jumlah Benar
|
Skor
|
Ketuntasan
|
1
|
Yulia Arfiana
|
7
|
3
|
30
|
TT
|
2
|
Suparmi
|
7
|
3
|
30
|
TT
|
3
|
Mohammad Abdul L
|
6
|
4
|
40
|
TT
|
4
|
Indana Saysary laili
|
7
|
3
|
30
|
TT
|
5
|
Yuda Adiik Pradita
|
6
|
4
|
40
|
TT
|
6
|
Adi Angkoso Putro
|
3
|
7
|
70
|
T
|
7
|
Ade Nova Airlangga
|
1
|
9
|
90
|
T
|
8
|
Azarudi Irawan
|
5
|
5
|
50
|
TT
|
9
|
Aldiansah
|
2
|
8
|
80
|
T
|
10
|
Anggi Mailani
|
5
|
5
|
50
|
TT
|
11
|
Agustina Sifiatus S
|
5
|
5
|
50
|
TT
|
12
|
Alfian Zaki Prayoga
|
5
|
5
|
50
|
TT
|
13
|
Anggik Setiyowati
|
2
|
8
|
80
|
T
|
14
|
Dewi Astutik
|
5
|
5
|
50
|
TT
|
15
|
Eko Utomo
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
16
|
Fajar Kurniawan M
|
3
|
7
|
70
|
T
|
17
|
Galuh Riskia Melani
|
5
|
5
|
50
|
TT
|
18
|
Kholif Auliahadi
|
3
|
7
|
70
|
T
|
19
|
Kensa Forestina
|
1
|
9
|
90
|
T
|
20
|
Linda Kurniawati
|
2
|
8
|
80
|
T
|
21
|
Latifatul Khoirunnisa
|
2
|
8
|
80
|
T
|
22
|
Yustika Aprilia
|
2
|
8
|
80
|
T
|
23
|
Gunawan Halim M
|
7
|
3
|
30
|
TT
|
24
|
Mohammad Waliyudin
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
25
|
Risma Nur Karimah
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
26
|
Radiyan Dwi Cahyono
|
6
|
4
|
40
|
TT
|
27
|
Silviana
|
6
|
4
|
40
|
TT
|
28
|
Tyas Novitasari
|
2
|
8
|
80
|
T
|
29
|
Zahra Auliana Firdani
|
2
|
8
|
80
|
T
|
30
|
Yeni Agustina
|
6
|
4
|
40
|
TT
|
31
|
Shinta Ayu Puspita
|
5
|
5
|
50
|
TT
|
LEMBAR PENILAIAN
No
|
Nama
|
Jumlah Salah
|
Jumlah Benar
|
Skor
|
Ketuntasan
|
1
|
Yulia Arfiana
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
2
|
Suparmi
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
3
|
Mohammad Abdul L
|
3
|
7
|
70
|
T
|
4
|
Indana Saysary laili
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
5
|
Yuda Adiik Pradita
|
3
|
7
|
70
|
T
|
6
|
Adi Angkoso Putro
|
2
|
8
|
80
|
T
|
7
|
Ade Nova Airlangga
|
0,5
|
9,5
|
95
|
T
|
8
|
Azarudi Irawan
|
3
|
7
|
70
|
T
|
9
|
Aldiansah
|
1
|
9
|
90
|
T
|
10
|
Anggi Mailani
|
2
|
8
|
80
|
T
|
11
|
Agustina Sifiatus S
|
2
|
8
|
80
|
T
|
12
|
Alfian Zaki Prayoga
|
2
|
8
|
80
|
T
|
13
|
Anggik Setiyowati
|
2
|
8
|
80
|
T
|
14
|
Dewi Astutik
|
3
|
7
|
70
|
T
|
15
|
Eko Utomo
|
2
|
8
|
80
|
T
|
16
|
Fajar Kurniawan M
|
2
|
8
|
80
|
T
|
17
|
Galuh Riskia Melani
|
3
|
7
|
70
|
T
|
18
|
Kholif Auliahadi
|
2
|
8
|
80
|
T
|
19
|
Kensa Forestina
|
1
|
9
|
90
|
T
|
20
|
Linda Kurniawati
|
2
|
8
|
80
|
T
|
21
|
Latifatul Khoirunnisa
|
2
|
8
|
80
|
T
|
22
|
Yustika Aprilia
|
2
|
8
|
80
|
T
|
23
|
Gunawan Halim M
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
24
|
Mohammad Waliyudin
|
2
|
8
|
80
|
T
|
25
|
Risma Nur Karimah
|
2
|
8
|
80
|
T
|
26
|
Radiyan Dwi Cahyono
|
3
|
7
|
70
|
T
|
27
|
Silviana
|
3
|
7
|
70
|
T
|
28
|
Tyas Novitasari
|
2
|
8
|
80
|
T
|
29
|
Zahra Auliana Firdani
|
2
|
8
|
80
|
T
|
30
|
Yeni Agustina
|
4
|
6
|
60
|
TT
|
31
|
Shinta Ayu Puspita
|
3
|
7
|
70
|
T
|
RANGKUMAN MATERI
1.
Norma adalah seperangkat aturan atau pedoman tentang
bagaimana seharusnya manusia berperilaku dalam kehidupan, dan harus dipatuhi.
2.
Macam-macam Norma
a)
Norma Agama
Norma Agama adalah norma yang berasal dari tuhan
Yang Maha Esa, berisi perintah yang harus dipatuhi, larangan ataupun
anjuran-anjuran bagi umat manusia. Orang yang melanggar norma agama akan
mendapatkan hukuman kelak di akhirat berupa dosa, dan bagi yang melaksanakan
norma agama akan mendapatkan pahala. Contohnya, menghormati orang tua,
beribadah, dilarang berbuat riba dan sebagainya.
b)
Norma Kesopanan
Norma Kesopanan adalah norma atau aturan atau
tuntunan seseorang harus bertingkah laku yang baik di dalam masyarakat. Norma
kesopanan bersumber dari kebiasaan atau tata pergaulan di dalam masyarakat.
Norma ini dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antar sesama.
Orang yang melakukan pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi
dari masyarakat berupa sanksi cemoohan, celaan atau dikucilkan dari pergaulan.
Contoh, menghormati orang yang lebih tua, tidak meludah disembarang tempat,
menerima sesuatu dengan tangan kanan.
c)
Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan disebut juga moral. Norma
kesusilaan adalah norma yang bersumber dari hati nurani manusia yang mengajak
kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Tujuan norma kesusilaan agar manusia
berbuat baik. Orang yang melaksanakan norma ini dianggap oleh masyarakat
sebagai orang yang baik, sedangkan yang tidak melaksanakannya, dianggap sebagai
orang yang tidak baik, atau tidak bermoral. Contohnya, menyayangi sesama
manusia, berlaku jujur dan bertindak adil. Pelanggaran terhadap norma ini
pelakunya akan memiliki perasaan bersalah, malu, menyesal karena ia dihukum
oleh hati nuraninya. Sebaliknya, orang yang berbuat baik, ia akan merasa puas.
d)
Norma Hukum
Norma hukum adalah norma yang dibuat oleh lembaga
yang berwenang. Misalnya, MPR, DPR dan Presiden. Norma hukum berisi perintah
dan larangan, berlaku bagi seluruh warga nwgara yang bersangkutan. Norma hukum
dimuat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis. Bagi
yang melaksanakan norma hukum dianggap sebagai warga negara yang taat.
Sebaliknya bagi yang melanggar norma hukum akan mendapat hukuman, misalnya
penjara, kurungan, atau denda. Contohnya, mentaati rambu-rambu lalu lintas,
dilarang mencuri, merampok dan lain-lain. Norma hukum adalah aturan yang dibuat
oleh negara, sehingga bersifat mengikat dan memiliki kekuatan hukum bagi
seluruh warga negaranya (memaksa). Hal ini berarti semua warga negara harus
mentaatinya.
3.
Manfaat Norma
Manfaat Norma di masyarakat antara lain
a)
Menciptakan keharmonisan dan ketenangan.
b)
Mengurangi perselisihan
c)
Menciptakan ketentraman dan kedamaian.
Lampiran 4
RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran :
Pendidikan Kewarganegaraan
Jenjang Pendidikan :
Sekolah Dasar
Kelas / Semester : III
(Tiga) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Senin, 22
Agustus 2011
Alokasi Waktu :
1x 35 menit
Lokasi : SDN
Karangbanyu 1
A.
Standar
Kompetensi
Melaksanakan norma yang berlaku
di masyarakat
B.
Kompetensi
Dasar
Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar
C.
Indikator
Menjelaskan pengertian norma
D.
Tujuan
Perbaikan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian norma
E.
Materi Pokok
Aturan-aturan lingkungan masyarakat
F.
Metode
Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Bermain Peran
G. Langkah-langkah
Pembelajaran
1. Kegiatan
Awal (5 menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, doa, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk
siap belajar serta menyiapkan media dan sumber belajar.
b) Guru menyampaikan apersepai
dengan mengadakan tanya jawab secara umum dengan siswa, misalnya :
§ Anak-anak, kalian apakah memahami
norma?
c) Guru menyampaikan indikator yang
akan dicapai
2. Kegiatan Inti (20 menit)
a)
Menjelaskan kembali pengertian norma.
b)
Menjelaskan kembali macam-macam norma yang berlaku di
masyarakat.
c)
Guru memberi contoh sekali lagi norma-norma yang
berlaku di masyarakat, manfaat/kegunaan norma dan sikap yang harus dilakukan
terhadap aturan yang berlaku di masyarakat.
d)
Guru memberikan tugas untuk memperhatikan penjelasan
guru dengan seksama.
e)
Guru mendemonstrasikan ulang sikap-sikap yang harus
dilakukan terhadap aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
3.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a)
Siswa mengerjakan soal evaluasi
b)
Guru memberikan PR untuk tindak lanjut.
c)
Guru menutup pelajaran dengan salam
H. Sumber dan Media Belajar
1. Sumber
Belajar
Buku Ajar
fokus untuk SD/MI Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional BSE.
2. Media Belajar
Gambar tentang
anak yang mematuhi norma keluarga.
I. Penilaian
Ø
Penilaian Awal
: Pretes : lisan
Ø
Penilaian Akhir
: Tes tertulis (terlampir)
Mengetahui, Karangbanyu,
22 Agustus 2011
Kepala
SDN Karangbanyu 1 Mahasiswa
PARTINI S. P.d DZUN NURAINI
NIP. 19540402 197501 2 001 NIM.
819534273
SOAL EVALUASI
Isilah
titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1.
Aturan-aturan di masyarakat disebut ……….
2.
Norma kesusilaan disebut ………..
3.
Setiap daerah memiliki ……….
4.
Aturan diciptakan untuk menjaga ……….
5.
Norma yang ada di masyarakat harus dilaksanakan oleh
…….
6.
Norma yang berlakunya memaksa dan memiliki sanksi tegas
adalah …..
7.
Norma yang berasal dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa
adalah norma ……
8.
Akibat dari melanggar norma agama adalah ………
9.
Jika kita melanggar aturan akan mendapat ……….
10. Kegiatan
yang berulang-ulang disebut ………
KUNCI JAWABAN
1.
Norma
2.
Hati nurani manusia
3.
Peraturan atau aturan
4.
Ketertiban
5.
Masyarakat
6.
Hukum
7.
Agama
8.
Berdosa
9.
Sanksi atau hukuman
10. Kebiasaan
PEDOMAN PENSKORAN
Nilai = Jumlah
Betul X 100
Jumlah soal
SOAL EVALUASI
Isilah
titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1.
Aturan-aturan di masyarakat disebut ……….
2.
Sopan santun
termasuk contoh aturan ……
3.
Setiap daerah memiliki ……….
4.
Aturan diciptakan untuk menjaga ……….
5.
Norma yang ada di masyarakat harus dilaksanakan oleh
…….
6.
Norma yang berlakunya memaksa dan memiliki sanksi tegas
adalah …..
7.
Norma yang berasal dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa
adalah norma ……
8.
Akibat dari melanggar norma agama adalah ………
9.
Jika kita melanggar aturan akan mendapat ……….
10. Upacara
pembakaran mayat di bali disebut ………
KUNCI JAWABAN
1.
Norma
2.
Norma kesopanan
3.
Peraturan atau aturan
4.
Ketertiban
5.
Masyarakat
6.
Hukum
7.
Agama
8.
Berdosa
9.
Sanksi atau hukuman
10. Ngaben
PEDOMAN PENSKORAN
Nilai = Jumlah
Betul X 100
Jumlah soal
Lampiran 5 DOKUMENTASI