Penggunaan Metode Simulasi Dengan Model Bermain untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Arti Penting Keutuhan NKRI Siswa Kelas V SDN Pandean 5, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2016/2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
ARTI PENTING KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DENGAN MODEL BERMAIN
PERAN SISWA KELAS V SDN PANDEAN 5, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS INI DI TULIS UNTUK MEMENUHI TUGAS TUTORIAL MATA KULIAH
PENELITIAN TINDAKAN KELAS PROGRAM STUDI S1 PGSD
Nama
Mahasiswa : MARIYADI
NIM : 837383797
PEMBIMBING : M. Fathoni,
M.Pd
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
POKJAR NGAWI
2016.2
................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman mengajar selama proses belajar
mengajar mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Pandean 5 diketahui bahwa
masih terdapat beberapa masalah yang kiranya perlu dipecahkan oleh guru sehinga
tujuan pembelajaran PKn dapat tercapai secara maksimal. Masalah-masalah
tersebut antara lain :
1. Dari sisi guru; metode pembelajaran yang
sering digunakan pada mata pelajaran PKn adalah metode ceramah dan tanya
jawab, hal tersebut tidak selamanya salah, hanya saja dalam beberapa hal siswa
menjadi kurang aktif dan terkesan monoton.
2. Dari sisi murid antara lain; banyak murid kurang
aktif dalam proses belajar mengajar dengan ciri-ciri; kurang bahkan tidak
mengajukan pertanyaan dari materi yang diajarkan, tidak memberikan jawaban atas
pertanyaan guru, kurangnya perhatian murid terhadap materi yang dijelaskan
guru, hal lainnya yaitu; murid kurang antusias mengikuti pelajaran PKn.
3. Hasil pembelajaran Pkn lebih sering menekankan
pada aspek kognitif saja, dan mengabaikan aspek afektif, serta psikomotor
padahal sedikitnya ada empat peran moral persekolahan, yaitu sebagai pengembang
potensi moral, sebagai pewaris nilai moral sosial, sebagai idialitas kehidupan
moral masyarakat, serta sebagai laboratorium moralitas siswa.
4. Dari hasil evaluasi terhadap mata pelajaran Pkn
kelas V menunjukan hasil nilai rata-rata dibawah KKM. Kriteria Ketuntasan
Minimal mata pelajaran PKn pada kelas V SD Negeri Pandean 5 tahun pelajaran 2016/2017
adalah 7,00. Dari 4 siswa di ketahuai sejumlah 2 anak masih memperoleh nilai di
bawah KKM tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi pada
proses belajar mengajar mata pelajaran PKn pada murid kelas V SD Negeri Pandean
5 atas, maka salah satu pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh guru adalah
dengan merubah model pembelajaran yang digunakan kearah pembelajaran yang dapat
memberikan peluang kepada murid untuk terlibat secara aktif dalam proses
belajar mengajar. Salah satu modelpembelajaran yang dimaksud adalah metode
simulasi dengan model bermain peran.
Beberapa alasan penggunaan metode simulasi dengan
model bermain peran pada mata pelajaran PKn murid kelas V SD Negeri Pandean 5,
Kecamatan Karanganyar antara lain :
1.
Memberikan pengalaman langsung kepada murid untuk
memecahakan
masalah yang dihadapinya secara nyata,
2.
Dengan pembelajaran bermain peran membantu murid
menentukan makna-
makna kehidupan dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya, dan
3.
Melatih murid untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral
dandemokratif
sekaligus bertanggung jawab dalam memahami arti penting keutuhan NKRI.
Cara pembelajaran yang membuat siswa sebagai objek
pendidikan seharusnya tidak ada lagi tempat dalam pendidikan di Indonesia.Atas
dasar itulah, perlu kiranya pengguanaan model pembelajaran yang dapat mendorong
siswa memahami arti penting keutuhan NKRI dan mampu menjaga keutuhan NKRI dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti merasa
tertarik sekaligus melatarbelakangi penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang metode
simulasi dengan model bermain peran terkait denganupaya meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Pandean 5.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah perbaikan pembelajaran
ini dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaiamana penggunaan metode simulasi dengan model bermain peran mampu
meningkatkan kemampuan pemahaman arti penting keutuhan NKRI Siswa kelas V SDN
Pandean 5, kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2016/2017?”
C. Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1.
Mendeskripsikan aktifitas belajar siswa dalam metode
simulasi dengan model bermain peran dalam meningkatkan kemampuan pemahaman arti
penting keutuhan NKRI Siswa kelas V SDN Pandean 5, kecamatan Karanganyar,
Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2016/2017.
2.
Untuk mengetahui penggunaan metode simulasi dengan
model bermain peran dalam meningkatkan kemampuan pemahaman arti penting
keutuhan NKRI Siswa kelas V SDN Pandean 5, kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Ngawi tahun pelajaran 2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian
tindakan kelas ini diharapkan ada beberapa manfaat yang akan diperoleh antara
lain;
1. Bagi penulis, sebagai referensi dan dapat lebih mengembangkan metode
pembelajaran di Sekolah tempat bertugas.
2. Bagi Sekolah :
a) Meningkatnya
hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn
b) Tumbuhnya
iklim pembelajaran siswa aktif ( PAIKEM) di sekolah
3. Bagi Guru :
a) Mengetahui
metode pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran PKn.
b) Diperolehnya
metode yang tepat untuk materi Keutuhan NKRI.
BAB II
DISKRIPSI TEORI
A. Definisi
Pemahaman Menurut Para Ahli
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah
sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Suharsimi
menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang
mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan,
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan
kembali, dan memperkirakan. Dengan
pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang
sederhana di antara fakta – fakta atau konsep.
Pembelajaran yang telah dilaksanakan lebih mengaktifkan
siswa untuk telibat selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dengan siswa lebih akrab
sehingga guru lebih mengenal anak didiknya dengan baik.
Terkait dengan pandangan di atas, saat ini, guru dituntut
untuk melakukan inovasi terbaru. Dalam proses belajar
matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga
sewaktu mempelajari metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya
mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami
lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu
memahami konsep B. Ini berarti mempelajari matematika haruslah bertahap dan
berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu.
Jika dikaitkan dengan belajar matematika maka pemahaman terjadi
karena evaluasi yang dilakukan guru dalam mempelajari matematika. Agar dapat
menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran maka perlu
dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai pemahaman siswanya.
Faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan model
pembelajaran). Benyamin Bloom mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi
hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif,
motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah
kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkait dengan model
pembelajaran yang digunakan.
Kognitif menunjukkan
tujuan pendidikan yang terarah kepada kemampuan – kemampuan intelektual,
kemampuan berpikir maupun kecerdasan yang akan dicapai. Domain kognitif oleh Benyamin Bloom di bagi menjadi
atas 6 kategori yang cenderung hierarkis.[6] Keenam kategori itu adalah 1).
Ingatan, 2). Pemahaman, 3). Aplikasi, 4) Analisis, 5). Sintesis dan 6).
Evaluasi.[7] Keenam kategori itu hingga kini masih
digunakan sebagai rujukan utama dalam pembuatan rancangan pembelajaran
matematika termasuk pembuatan alat ukur berupa tes. Definisi Pemahaman Menurut
Para Ahli
Tujuan kognitif inilah yang selama ini sangat
diutamakan dalam pendidikan di Indonesia, kurang memperhatikan domain yang
lain. Apabila hal tersebut dibiarkan tersebut menerus tanpa sama sekali
memperhatikan domain yang lain, kiranya mudah dipahami kalau hasil pendidikan
kita
B.
Pengertian menjaga keutuhan NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan.
Negara kesatuan yang dipilih adalah negara kesatuan dengan system desentralisasi.
Hal ini sesuai dengan pasal 18 UUD 1945. Sedangkan pengertian
desentralisasi menurut UU adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah pusat kepada daerah otonom dalam kerangka negara kesatuan RI.
Pasal 18 UUD 45
menyebutkan :
- Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah
profinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah yang diatur dengan undang-undang
- Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan
kota mengatur dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan.
- Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan
kota memiliki DPRD yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
- Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai
kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
- Pemerintah daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
- Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
- Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan
daerah diatur dalam undang-undang.
Bangsa Indonesia tereiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik
yang depot menyebabkan perpecahan di tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keanekaragarnan
itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua
gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa.
Berikut beberapa
sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :
- Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia,
artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
- Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap
warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan negara, dan mempererat persatuan
bangsa.
- Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan
warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan,
bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan
bangsa.
- Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu
kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta
memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah putih.
Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945.
- Memiliki semangat persatuan yang berwawasan
nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap
aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap
ikrar bersama.
- Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki
ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dan dipelihara
oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain
Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah
yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
- Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan
bernegara berjalan dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar,
akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan.
C.
Metode
Simulasi dengan Model Bermain Peran
Model bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.Pengenbangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati. Materi ajar dipilh dan disusun sebagai paket pro dan kontra.Siswa dibagi
kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari tiga atau empat
orang.
Model ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar, serta
model ini mempunyai nilai tambah yaitu.
1. Dapat
menjamin partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan yang sama untuk
menunjukkan kemampuannya dalm bekerja sama hingga berhasil.
2. Permainan
merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa (prasetyo, 2001)
Pembelajaran
dengan role playing merupakan suatu aktivitas yang dramatic, bertujuan
mengeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi partisipasi
dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat meningkatkan
pengalaman (Prasetyo, 2001). Menurut mulyasa (2005) pembelajaran degan role
playing ada tujuh tahapan yaitu; Pemilihan masalah, pemilihan peran, menyusun
tahap-tahap bermain peran, menyiapkan pengamat, tahap pemeranan,diskusi dan
evaluasi serta pengambilan keputusan.
Pada tahap pemiihan masalah, guru mengemukakan masalah .tahap pemilihan pemilihan peran yang sesuai degan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain. Tahap berikutny adalah menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.Setelah semuany siap maka dilakukan kegiatan pemeranan.Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi sesuai peran masing-masing sesuai dengan yang terdapat pada skenario bermain peran.Dalam hal ini guru menghentikan permainan pada saat terjadi pertentangan agar memancing permasalahan agar didiskusikan.Masalah yang muncul dari bermain peran dibahas pada tahap diskusi dan evaluasi.
Pada tahap pemiihan masalah, guru mengemukakan masalah .tahap pemilihan pemilihan peran yang sesuai degan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain. Tahap berikutny adalah menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.Setelah semuany siap maka dilakukan kegiatan pemeranan.Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi sesuai peran masing-masing sesuai dengan yang terdapat pada skenario bermain peran.Dalam hal ini guru menghentikan permainan pada saat terjadi pertentangan agar memancing permasalahan agar didiskusikan.Masalah yang muncul dari bermain peran dibahas pada tahap diskusi dan evaluasi.
D. Kerangka Berpikir
Kemampuan guru dalam memilih dan memilah model yang relevan dengan tujuan
dan materi pelajaran merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian prestasi
belajar siswa. Tuntutan tersebut mutlak dilakukan oleh seorang guru, apabila
melalukan transfer ilmu khususnya PKn. Hal tersebut juga sejalan dengan
tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan kepentingan pembelajaran
pembelajaran yang akan digunakan.
Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’
peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di
dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar
peserta memberikan penilaian terhadap Pembelajaran ini lebih menekankan
terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan
pemain dalam melakukan permainan peran.
E.
Hipotesis
Tindakan
Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas maka dapat diajukan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu:
“Jika model pembelajaran bermain peran diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka kemampuan pemahaman keutuhan NKRI siswa Kelas V SD Negeri Pandean 5, Kecamatan Karanganyar akan meningkat”
“Jika model pembelajaran bermain peran diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka kemampuan pemahaman keutuhan NKRI siswa Kelas V SD Negeri Pandean 5, Kecamatan Karanganyar akan meningkat”
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pandean 5, sebuah desa di bagian
barat kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi.
SD Negeri Pandean 5 merupakan satu dari duapuluh empat SD Negeri yang terdapat di kecamatan Karanganyar. Pada tahun pelajaran ini, diketahui bahwa jumlah siswa SD Negeri Pandean 5 tercatat 35 siswa.
SD Negeri Pandean 5 merupakan satu dari duapuluh empat SD Negeri yang terdapat di kecamatan Karanganyar. Pada tahun pelajaran ini, diketahui bahwa jumlah siswa SD Negeri Pandean 5 tercatat 35 siswa.
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Pandean 5 dengan jumlah keseluruhan 4 anak. Dengan rincian 2 siswa berjenis kelamin putra dan 2 berkelamin putrid
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Pandean 5 dengan jumlah keseluruhan 4 anak. Dengan rincian 2 siswa berjenis kelamin putra dan 2 berkelamin putrid
3. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah deskriptif. Menurut Suryabrata (2001:23)
penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta
atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu. Dengan demikian, penelitian deskriptif
diharapkan mampu memberikan suatu kesimpulan yang luas dan mendalam serta
memiliki nilai faktual yang tinggi terhadap fenomena yang sedang berkembang,
dalam hal ini aktivitas belajar murid kelas V SD Negeri Pandean 5 Kacamatan Karanganyar,
Ngawi.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif, yaitu data
hasil pelaksanaan tindakan diinterpretasikan secara naratif, sehingga diperoleh
gambaran jelas tentang peningkatan hasil belajar melalui model bermain peran,
murid kelas V SD Negeri Pandean 5.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom action
research), merupakan penelitian tindakan kelas jenis Partisipan, ialah apabila
orang yang akan melakukan penelitian harus terlibat langsung di dalam proses
penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan penelitian.
Aqib (2009: 21) menyebutkan bahwa terdapat 4 model PTK yaitu : 1) Model
Kurt Lewin, 2) Model Kemmis dan Mc. Taggart, 3) Model John Elliot, dan 4) Model
Dave Ebbutt. Namun demikian, model yang dipilih untuk digunakan dalam
penelitian ini adalah model Kurt Lewin, dimana dalam setiap siklus terdapat
kegiatan utama yang terdiri dari :
1) perencanaan tindakan,
2) pelaksanaan tindakan,
3) observasi dan evaluasi, dan
4) refleksi.
1) perencanaan tindakan,
2) pelaksanaan tindakan,
3) observasi dan evaluasi, dan
4) refleksi.
c. Prosedur Penelitian
Karena Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka
pelaksanaannya dilakukan dengan cara bersiklus. Tiap siklus dilakukan perubahan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini disajikan diagram siklus
pelaksanaan tindakan.
Penelitian di laksanakan dalam dua siklus kegiatan, dimana pada
masing-masing siklus terdiri dari (2 x) dua kali kegiatan tatap muka, sehingga
total kegiatan tatap muka selama dua siklus adalah (4 x) empat kali kegiatan.
Standar kompetensi yang diajarkan pada siklus I adalah : (1) Memahami kebebasan
berorganisasi, sedangkan siklus II adalah : (2) Menghargai keputusan bersama.
Masing-masing siklus berikut standar kompetensi yang diajarkan dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Siklus I
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan skenario pembelajaran
(RPP), dan media gambar.
2) Menyusun format observasi dan evaluasi pembelajaran.
3) Menyusun dan mendesain skenario pelaksanaan tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan terdiri dari :
1. Pertemuan I :
a) Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b) Mengelola kelas.
c) Absensi kehadiran murid.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui model bermain peran
e) Menyajikan materi pelajaran yaitu pengertian dan contoh-contoh cara
menjaga keutuhan NKRI.
f) Menjelaskan pasal dalam UUD
1945 tentang kebebasan berorganisasi.
g) Memperlihatkan beberapa gambar perkumpulan atau kelompok.
h) Melakukan tanya jawab tentang
hasil pengamatan gambar.
i) Guru
memberikan contoh bentuk-bentuk organisasi.
j) Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
j) Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
pertanyaan.
k) Melakukan umpan balik kepada murid.
l) Murid dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok
k) Melakukan umpan balik kepada murid.
l) Murid dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 orang, setiap anggota
kelompok mendapat
perannya sendiri.
m) Guru menjelaskan tujuan pembagian kelompok.
n) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok
m) Guru menjelaskan tujuan pembagian kelompok.
n) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok
untuk mempersiapkan belajar bermain peran
terkait dengan
materi pelajaran, yaitu berorganisasi.
2. Pertemuan II
:
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar observasi, dan teks
dialog peran.
b) Menanyakan kesiapan murid untuk menerima materi pelajaran sekaligus
kesiapan untuk melakukan kegiatan bermain peran.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing dan motivasi
murid.
d) Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
e) Guru mempersiapkan masing-masing kelompok untuk bersiap melakukan
bermain peran yang ditugaskan. Dalam hal ini kelompok I mendapat kesempatan
pertama, dan selanjutnya diikuti oleh kelompok lainnya secara bergantian.
f) Guru melaksanakan observasi aktivitas belajar murid melalui
format observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
g) Hingga kegiatan bermain peran oleh masing-masing kelompok
berakhir, Guru menyimpulkan materi pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi
dilaksanakan pada saat masing-masing kelompok melaksanakan bermain peran.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada langkah ini adalah pencermatan, pengkajian, analisis,
sistesis dan penilaian terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi pertama, maka dilakukan
proses pengkajian ulang pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Tahap
perencanaan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan skenario pembelajaran
(RPP), dan media gambar.
2) Menyusun
format observasi dan evaluasi pembelajaran.
3) Menyusun dan mendesain simulasi menghargai keputusan bersama, sehingga
masing-masing murid mendapat perannya masing-masing.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan terdiri dari :
1) Pertemuan I :
a) Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b) Mengelola kelas.
c) Absensi kehadiran murid.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e) Menyajikan materi pelajaran bentuk-bentuk keputusan
a) Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b) Mengelola kelas.
c) Absensi kehadiran murid.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e) Menyajikan materi pelajaran bentuk-bentuk keputusan
bersama.
f) Menjelaskan tata cara pengambilan keputusan bersama.
g) Menyebutkan manfaat musyawarah.
h) Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
f) Menjelaskan tata cara pengambilan keputusan bersama.
g) Menyebutkan manfaat musyawarah.
h) Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
pertanyaan.
i) Melakukan umpan balik kepada murid.
J) Guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah
i) Melakukan umpan balik kepada murid.
J) Guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah
dengan hasil keputusan
bersama.
k) Mendiskusikan bersama kelompok belajar murid tentang cara dalam
bermusyawarah dan akibat yang muncul akibat tidak musyawarah.
l) Menjelaskan tata cara bermusyawarah.
m) Guru menjelaskan teknis pelaksanaan peran yang harus dilakukan murid
pada masing-masing kelompok untuk dimainkan pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan II :
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar observasi, dan teks peran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing dan motivasi murid.
c) Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
d) Guru mempersiapkan masing-masing kelompok untuk bersiap
melakukan peragaan peran yang ditugaskan. Dalam hal ini kelompok IV mendapat
kesempatan pertama, dan selanjutnya diikuti oleh kelompok III, II dan I.
e) Guru melaksanakan observasi aktivitas belajar murid melalui
format observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
f) Hingga kegiatan bermain peran oleh masing-masing kelompok
berakhir, Guru menyimpulkan materi pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi
dilaksanakan pada saat masing-masing kelompok melaksanakan bermain peran.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis hasil kegiatan siklus I dan II dengan melihat dan mengkaji ketercapaian pembelajaran melalui model Role Playing sehingga dapat diketahui perbandingan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis hasil kegiatan siklus I dan II dengan melihat dan mengkaji ketercapaian pembelajaran melalui model Role Playing sehingga dapat diketahui perbandingan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas, format observasi digunakan untuk
merekam data proses belajar mengajar yang dilaksanakan adalah:
1. Observasi
1. Observasi
Observasi atau
pengamatan dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai informasi atas aktivitas
murid dan guru saat pelaksanaan tindakan di kelas yang meliputi observasi
kelompok dan penilaian diri.
2. Tes
Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan
untuk memperoleh data hasil belajar murid setelah mempelajari bahan siklus I
dan siklus II melalui soal evaluasi.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam PTK ini adalah teknik analisi
deskriptif deduktif. Dengan teknik ini makadata yanga telah dikumpulkan dai
hasil penelitian akan disortir untukl selanjutynya dan selanjutnya disajikan
dalam bentuk prosentasi atau table distribusi untuk selanjutnya dilakukan
penafsiran dan pemaknaan secara kualitatif dalam bentuk seperti tinggi rendah,
tuntas atau tidak tuntas, aktif tidak aktif, dan lain sebagainya.
Tabel
1: Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No
|
Nama
siswa
|
Aktivitas
siswa selama KBM
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
4
|
Keterangan:
1. Mendengarkan(memperhatikan)
penjelasan guru tentang kompetensi yang disampaikan.
2. Mengamati(menjiwai) peran dari skenario yang sedang dilakonkan.
3. Merespon, bertanya tentang
materi pada skenario yang sedang diperankan.
4. Mengemukakan pendapat,
tanggapan untuk membahas materi penampilan kelompok.
5. Aktif memberi kesimpulan
Tabel 2 : Perolehan hasil belajar
No
|
Nama
|
Skor
|
Skor
Ideal
|
Jumlah
|
1
|
||||
2
|
||||
3
|
||||
4
|
6. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan selama 3
bulan (Januari -Maret 2017) dengan rincian sebagaimana disajikan pada tabel
berikut:
KEGIATAN
|
Bulan
|
|||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
|
A. TAHAP
PERSIAPAN (PRA SIKLUS):
1.Identifikasi
masalah
2. Menyiapkan RPP, materi ajar 3. Menyiapkan instrumen |
√
√
√
|
|||
B. TAHAP PELAKSANAAN:
1. Pelaksanaan Siklus I a. Tahap perencanaan I b. Tahap Implementasi tindakan: Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3 c. Tahap observasi & evaluasi I d. Tahap analisis dan refleksi I 2. Pelaksanaan Siklus II a. Tahap perencanaan II b. Tahap Implementasi tindakan: Tindakan 4 Tindakan 5 Tindakan 6 c. Tahap observasi & evaluasi II d. Tahap analisis dan refleksi II |
√
√
√
√
√
√
|
√
√
√
√
√
√
|
||
C. TAHAP
PELAPORAN:
1. Tabulasi dan Analisis Data 2. Penyusunan draft hasil PTK 3. Seminar draft hasil PTK 4. Penyusunan laporan final PTK 5. Pengiriman laporan |
√
√
√
√
√
|
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
dan SIKLUS 2
Sekolah : SDN Pandean 5
Mata Pelajaran : PKn
Kelas / Semester : V / 1
Alokasi Waktu : 1 X 35 Menit
I. Standar Kompetensi
1. Memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II. Kompetensi
Dasar
1.3. Menunjukkan contoh-contoh
perilaku dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
III. Indikator
· Memahami
arti penting keutuhan NKRI.
· Mampu
menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.
· Mampu
menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan
bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).
·
Memahami prinsip-prinsip sikap memelihara
keutuhan NKRI.
IV. Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa dapat Memahami arti penting keutuhan NKRI
2.
Siswa mampu menjelaskan fungsi Pancasila sebagai
perekat persatuan bangsa
3.
Siswa mampu menjelaskan makna kesatuan wilayah
Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya,
ekonomi, pertahanan-keamanan).
v
Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin, Rasa Hormat dan Perhatian, Tekun dan Tanggung
Jawab.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1.
Melalui metode simulasi dengan model
bermain peran siswa dapat Memahami arti penting keutuhan NKRI
2.
Melalui metode simulasi dengan model
bermain peran siswa mampu menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat
persatuan bangsa
3.
Melalui metode simulasi dengan model
bermain peran siswa mampu menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari
keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi,
pertahanan-keamanan).
VI. Materi
Pembelajaran
Memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (uraian materi terlampir).
VII. Metode
/ Model Pembelajaran
Metode :
Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab dan Simulasi (Simulation)
Model : Bermain
Peran (Role Playing)
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
·
Kegiatan
Pendahuluan (5 menit)
- Guru
mengajak siswa berdo’a (religius, disiplin) dan mengucapkan salam
- Guru
menanyakan kehadiran siswa.
- Guru
menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran (rasa ingin tahu )
- Apersepsi
: Guru menanyakan tentang materi sebelumnya
- Menyampaikan
materi yang akan dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai
-
Motivasi : Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran yang
akan dilakukan.
· Kegiatan Inti ( 20 menit)
Eksplorasi
Ø
Guru menjelaskan
materi tentang Memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, siswa mendengarkan penjelasan dari guru. (rasa hormat dan perhatian).
Ø
Dengan diselingi
tanya jawab guru menjelaskan pentingnya pentingnya
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ø
Melibatkan peserta
didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Elaborasi
Ø
Siswa dibagi menjadi
kelompok
Ø
Masing-masing siswa memerankan
situasi Bung Karno membacakan naskah proklamasi dan rakyat bertepuk tangan
gembira.
Ø
Masing-masing siswa
maju ke depan kelas. Dua siswa mengangkat satu meja. Satu siswa mengangkat satu
kursi dan meletakkannya diatas meja. Seorang siswa naik ke atas kursi yang
tersusun di atas meja untuk mengganti lampu yang mati.
Ø
Siswa diberi
kesempatann untuk berfikir dan unjuk kerja menyelesaikan simulasi dengan
sungguh-sungguh. (Tanggung jawab)
Ø
Guru memberi
penghargaan pada siswa yang aktif dalam pembelajarann serta yang hasil kerjanya
baik.
Konfirmasi
Ø
Guru memberi
penguatan, menyelaraskan hasil kerja siswa dengan materi pelajaran.
Ø
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
· Kegiatan akhir (10 menit)
Ø
Guru membimbing
siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran.
Ø
Untuk mengetahui
pemahaman siswa, guru memberi evaluasi secara individu, setelah siswa selesai
mengerjakan dikumpulkan (mandiri, tanggung jawab).
Ø
Guru mengucapkan
salam dan berdoa mengakhiri pembelajaran (religius,
disiplin).
IX. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Media / Alat
Ø
Papan tulis,
Boardmarker, penghapus papan tulis
Sumber Pembelajaran
Ø
Buku Paket PKn untuk
kelas 5 Sekolah Dasar
X. Penilaian
a. Prosedur penilaian
Penilaian awal :Tes Lisan
Penilaian dalam proses : Observasi
Penilaian Akhir : Mengerjakan
soal tertulis
b. Teknik penilaian : - Tes
- Non tes
c. Bentuk penilaian : - Obyektif
- Subyektif
d. Jenis
penilaian : - Lisan, Tulis, Perbuatan
Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN Pandean 5
BAMBANG RIWANTA, S.Pd
NIP.
19650721 198703 1 008
|
Ngawi,
Mahasiswa
MARIYADI
NIM. 837383797
|
Lampiran 1
RANGKUMAN MATERI
Menjaga Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Ancaman yang mengancam wilayah
Indonesia pada dasarnya merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, yang bertanggung jawab menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah seluruh bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia dituntut
peran sertanya dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di
dalam bab berikut ini, kita akan memperlajari cara menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Mengapa keutuhan NKRI harus kita jaga? Bagaimana
partisipasi rakyat dalam menjaga keutuhan NKRI?
A. Pentingnya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Perjalanan
bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dilalui dengan berbagai perjuangan.
Perjuangan dilakukan dengan semangat kebangsaan dan cinta tanah air oleh para
pahlawan. Persatuan dan kesatuan merupakan modal utama untuk mencapai
kemerdekaan tersebut. Hingga pada tangal 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung
Hatta.
Seluruh
komponen bangsa Indonesia memiliki keinginan untuk membela dan
mempertahankan kemerdekaan . Selain itu, juga mempertahankan kemerdekaan dan
menjaga kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sikap yang harus dilakukan
untuk melindungi keutuhan NKRI antara lain sebagai berikut:
- Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa
Indonesia
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia
- Memanfaatkan kekayaan budaya untuk
kepetingan rakyat Indonesia
- Menjaga Indonesia untuk warisan anak
cucu
- Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa
para pahlawan
- Saling menghormati perbedaan
- Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
- Menaati peraturan
B. Partispasi Rakyat
dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Partisipasi rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai lingkungan kehidupan, baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah.
1. Di lingkungan keluarga
Contoh partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
Partisipasi rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai lingkungan kehidupan, baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah.
1. Di lingkungan keluarga
Contoh partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
· Melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara tertib dan teratur
· Senantiasa rajin belajar bagi
anggota keluarga yang masih bersekolah
· Ikut menjaga harta benda
keluarga
· Patuh dan taat terhadap tata
krama dan aturan keluarga
2. Di lingkungan masyarakat
Contoh partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
Contoh partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
· Melaksanakan kerja bhakti yang
diadakan oleh kampung sesuai kemampuan
· Melaksanakan kegiatan ronda
malam bagi warga yang sudah dewasa
· Membuang sampah pada tempatnya
· Hidup rukun dengan semangat
kekeluargaan dalam lingkungan keluarga
3. Di lingkungan sekolah
Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
· Menaati tata tertib yang
berlaku di sekolah
· Menggalang kerjasama antar
teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan golongan
· Hidup rukun dengan warga sekolah
· Tidak membeda-bedakan teman
dalam bergaul
Lampiran 2
Tes Lisan
Sekolah : SDN Pandean 5
Mata Pelajaran : PKn
Kelas / Semester : V / 1
Nama Anggota :
1.
Kapan Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia?
2.
Apa pesan moral yang terkandung dalam simulasi penggantian lampu yang
mati?
3.
Sebutkan contoh sikap yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI!
4.
Sebutkan contoh partisipasi rakyat dalam menjaga keutuhan NKRI di
lingkungan keluarga!
5.
Sebutkan contoh partisipasi di lingkungan sekolah!
Lampiran 3
Kunci Jawaban Tanya Jawab
1. pada tangal 17 Agustus 1945
rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung
Karno dan Bung Hatta.
2.
Untuk mencapai tujuan diperlukan persatuan dan kerjasama
3. Sikap yang harus dilakukan
untuk menjaga keutuhan NKRI antara lain sebagai berikut:
- Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa
Indonesia
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia
- Memanfaatkan kekayaan budaya untuk
kepetingan rakyat Indonesia
- Menjaga Indonesia untuk warisan anak
cucu
- Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa
para pahlawan
- Saling menghormati perbedaan
- Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
- Menaati peraturan
4. Partisipasi rakyat dalam
keutuhan NKRI di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
·
Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
·
Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
·
Ikut menjaga harta benda keluarga
·
Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
5. Contoh partisipasi di lingkungan sekolah
antara lain sebagai berikut:
·
Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
·
Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama,
suku, ras dan golongan
·
Hidup rukun dengan warga sekolah
·
Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul
Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN
No
|
Nama
Siswa
|
Aspek Yang Dinilai
|
|||||||||||||||
Keaktifan
|
Kesungguhan
|
Ketepatan
|
Kerja Sama
|
||||||||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
||
1.
|
|||||||||||||||||
Jumlah
|
Lampiran 5
Rubrik Penilaian
Aspek
|
Diskriptor
|
Skor
|
Keaktifan
|
- Siswa sangat aktif dan tekun bekerja
kelompok
- Siswa aktif dalam bekerja kelompok
- Siswa cukup aktif dalam bekerja
kelompok
- Siswa tidak aktif dalam bekerja
kelompok
|
4
3
2
1
|
Kesungguhan
|
- Siswa
bekerja kelompok sangat bersemangat dan tekun atas kemauan sendiri
- Siswa
bekerja kelompok dengan tekun dan kesungguhan
- Siswa
bekerja kelompok kurang sungguh-sungguh
- Siswa
bekerja kelompok tidak serius dan tidak sungguh
|
4
3
2
1
|
Kerjasama
|
- Siswa
melakukan kerjasama memecahkan masalah sangat kompak dan bersemangat
- Siswa
melakukan kerjasama memecahkan masalah dengan kompak dan bersemangat
- Siswa
melakukan kerjasama memecahkan masalah dengan cukup baik
- Siswa
bekerjasama memecahkan masalah tidak kompak dan kurang serius
|
4
3
2
1
|
Ketepatan
|
- Siswa dalam menjawab
pertanyaan LKS dengan tepat dan kemauan sendiri
- Siswa dalam menjawab
pertanyaan LKS dengan tepat atas perintah guru
- Siswa dalam menjawab
pertanyaan LKS dengan
tepat atas dorongan teman
- Jika siswa Pasif
|
4
3
2
1
|
Lampiran 6
LEMBAR EVALUASI
Sekolah : SDN Pandean 5
Mata Pelajaran : PKn
Kelas / Semester :
V / 1
Nama Siswa
: …………………………
No. Absen
: …………………………
1.
Kapan Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia?
2.
Apa pesan moral yang terkandung dalam simulasi penggantian lampu yang
mati?
3.
Sebutkan contoh sikap yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI!
4.
Sebutkan contoh partisipasi rakyat dalam menjaga keutuhan NKRI di
lingkungan keluarga!
5.
Sebutkan contoh partisipasi di lingkungan sekolah!
Lampiran 7
JAWABAN LEMBAR EVALUASI
1. pada tangal 17 Agustus 1945
rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung
Karno dan Bung Hatta.
2.
Untuk mencapai tujuan diperlukan persatuan dan kerjasama
3. Sikap yang harus dilakukan
untuk menjaga keutuhan NKRI antara lain sebagai berikut:
- Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa
Indonesia
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia
- Memanfaatkan kekayaan budaya untuk
kepetingan rakyat Indonesia
- Menjaga Indonesia untuk warisan anak
cucu
- Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa
para pahlawan
- Saling menghormati perbedaan
- Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
- Menaati peraturan
4. Partisipasi rakyat dalam
keutuhan NKRI di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
·
Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
·
Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
·
Ikut menjaga harta benda keluarga
·
Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
5. Contoh partisipasi di lingkungan sekolah
antara lain sebagai berikut:
·
Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
·
Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama,
suku, ras dan golongan
·
Hidup rukun dengan warga sekolah
·
Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul
Lampiran 8
PEDOMAN
PENILAIAN
Keterangan
:
· Nilai
2 apabila dalam menjawab soal benar.
· Nilai
1 apabila dalam menjawab soal kurang sesuai atau ada sebagian yang salah.
· Nilai
0 apabila dalam menjawab soal salah.
Lampiran 9
ANALISA HASIL PENILAIAN
EVALUASI
No
|
Nama Siswa
|
Nomor
Soal
|
Jumlah Skor
|
Nilai
|
Ketuntasan Belajar
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Ya
|
Tidak
|
||||
1.
|
||||||||||
2.
|
||||||||||
Jumlah
|
||||||||||
Rata-rata
|
DAFTAR PUSTAKA NKRI
Bambang
Suteng dkk. 2007.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga
Srijanti
dkk, 2008. Etika Berwarga Negara. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Winarno.
2000.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara
PEMAHAMAN
[1] Arif Sukadi Sadiman. Beberapa
Aspek Pengembangan Sumber Belajar. (Cet.I; Jakarta: Mediyatama Sarana
Perkasa, 1946) h.109
[2] Amran YS Chaniago. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia. (Cet. V; Bandung: Pustaka Setia, 2002).h.
427 – 428
[3] Suharsimi Arikunto. Dasar – Dasar Evaluasi
Pendidikan (edisi revisi). (Cet.IX; Jakarta: Bumi Aksara,2009) h. 118 – 137
[4] Mujiyanto. Penggunaan
Media Pendidikan pada Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah. (diakses
dari internet: http://one.indoskripsi.com/node/797, 2007) h. 3
[5] Syarifuddin. Pembelajaran
Matematika Sekolah. (diakses dari internet:
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1/,2007)
h. 3
[6] Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran. (Cet.IV;
Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h. 138
[7] Nasution. Asas – asas
Kurikulum. (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h. 49