PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD, K.B 3 MODEL-MODEL ALAT PENILAIAN PKn SD/MI,K.B 2 WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF ,K.B 1 WARGA NEGARA YANG CERDAS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karakteristik Warga negara indonesia dalam konteks
individu yang berbhineka Tunggal Ika sangatlah bermacam – macam antara lain
warga negara yang cerdas, warga negara yang partisipatif, warga negara yang
bertangungjawab, serta warga negara yang religius dan penuh toleransi, sehingga
dapat menentukan sikap dan perilaku yang tepat untuk mewujudkan kehidupan yang
aman, damai, sejahtera lahir maupun bathin dalam suasana keragaman tersebut.
Penilaian
dalam pembelajaran PKn berpusat pada kemampuan yang harus dimiliki guru untuk
mengetahui sejauh mana seorang pendidik telah mencapai kompetensi dan indikator
/ pembelajaran yang telah dirumuskan agar dapat dicapai oleh peserta didik
melalui pengalaman – pengalaman belajar
yang dialaminya.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Karakteristik warga negara
Indonesia dalam konteks Individu yang Berbhineka Tunggal Ika
?
2. Bagaimana konsep dan prinsip penilaian
Pendidikan Kewarganegaraan ?
3 Bagaimana Penggunaan model – model alat
penilaian PKN di SD ?
C.
Batasan
Masalah
Karakteristik Warga Negara yang Berbhineka Tunggal Ika dan model - model
alat penilaian PKN .
BAB II
PEMBAHASAN
K.B 1 WARGA NEGARA YANG CERDAS
A. KONSEP WARGA NEGARA
Menurut Aristoteles, yang disebut warga Negara adalah
orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara,
yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang yang
bias berperan sebagai memerintah.
Hal ini didasarkan pada argumentasi bahwa seluruh
warga Negara itu adalah orang-orang bebas dan sederajat sehingga mereka semua
harus siap sedia untuk memerintah dan diperintah maka seluruh warga Negara itu
harus memiliki satu keutamaan dan kebajikan yang sama.
B. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG CERDAS
Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan
kompetensi warga negara sebab warga
negara yang cerdas harus memenuhi sejumlah kompetensi dan mampu
mengaplikasikannya dalam praktek kehidupan. kompetensi warga Negara menurut
Ricey ada 6 kompetensi dasar (basic
competencies) yaitu : (1) kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan
informasi, (2) membina ketertiban, (3) membuat keputusan, (4) berkomunikasi,
(5) menjalin kerja sama, dan (6) melakukan berbagai macam kepentingan secara
benar.
1.
Kemampuan memperoleh dan menggunakan informasi
Apabila setiap warga Negara mampu mencari informasi serta
menggunakan informasi tersebut maka akan banyak memperoleh kemanfaatan,
diantaranya berikut ini :
a.
Memperluas wawasan pemikirannya, sebab dengan
informasi akan terbuka pola pikirnya yang memungkinkan untuk berkembang dan meningkat daya pikirnya.
b.
Mempengaruhi perkembangan informasi yang terjadi
sehingga ia tidak digolongkan sebagi orang yang ketinggalan informasi
c.
Meningkatkan keterampilan mengambil keputusan
(decision making) atas masalah – masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari
d.
Mendorong keterampilan berpikir kritis dan
kreatif, yang menunjang terwujudnya karakter warga Negara yang cerdas,
bertanggung jawab, dan berpartisipasi.
2.
Menjaga dan membina ketertiban
Warga Negara yang cerdas adalah warga Negara yang mampu
menjaga dan membina ketertiban.
Berikut contoh sikap dan perbuatan yang dilakukan oleh setiap
warga Negara dalam upaya membina ketertiban sebagai perwujudan atau manisfestasi
warga Negara yang cerdas, yaitu sebagai berikut:
a.
Menggunakan hak yang dimiliki sesuai
dengan kaidah-kaidah normative yang berlaku, seperti norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hokum.
b.
Menghargai hak dan kewajiban serta
kepentingan orang lain
c.
Tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain, seperti pendapat, ide, pikiran dan sebagainya
d.
Menjunjung tinggi toleransi dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
e.
Menerima keanekaragaman sosial,
politik, ekonomi dan budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
f.
Memecahkan konflik dengan mengedepankan cara-cara yang menghindari kekerasan,
melainkan dengan cara-cara yang mengandung perdamaian.
3. Membuat
keputusan
Keputusan yang didasari pikiran dan spirit yang
rasional, sistematis dan logis, akan menjadikan keputusan tersebut memiliki
kebermaknaan (meaningfulness) bagi diri sendiri maupun bagi warga masyarakat
lainnya.
Berkaitan dengan pentingnya membuat atau mengambil
keputusan dengan cara yang cerdas dan baik itu, Nu’man somantri (2001) sangat
merekomendasikan pentingnya dialog kreatif (cteative dialogue) sebagai wahana
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
4.
Kemampuan berkomunikasi
Dalam berkomunikasi, wujud komunikasi baik lisan
maupun tulisan yang diekspresikan warga Negara yang cerdas bukan sekedar
informasi yang hampa makna (meaningless) melainkan berisikan pesan-pesan
informasi yang memiliki atau berbobot makna (meaningful).
Perwujudan komunikasi efektif yang harus dikembangkan
warga Negara yang cerdas, antara lain dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
a.
Menyampaikan ide-ide kritis kepada pemerintah
baik dalam mengusulkan program tertentu maupun dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.
b.
Ikut serta mengkomunikasikan berbagai program
pemerintah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing sebagai bagian
dari partisipasi bagi kehiupan bangsa dan Negara
c.
Menggunakan atau memanfaatkan saluran-saluran
komunikasi yang benar dalam menyampaikan berbagai tuntutan, harapan, keinginan
maupun apresiasi terhadap pemerintahannya
d.
Mengembangkan etika komunikasi baik sesame warga
Negara maupun dengan Negara dan pemerintahannya
5.
Kerja sama
Sikap prososial yang harus dimiliki dan dilaksanakan
oleh warga Negara yang cerdas direfleksikan dalam sikap-sikap diantaranya
(sumantri, 1999) berikut ini :
a.
Mendahulukan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi atau golongan
b.
Saling menolong atau membantu
c.
Menjunjung hak asasi manusia yang berakar pada
moral
d.
Bersikap demokratis yang sehat dan berakar agama
e.
Berperilaku saling memberi
f.
Berperilaku saling meminjam dengan jujur
6.
Melakukan berbagai kepentingan dengan benar
Intrapersonal conflict yaitu pertentangan atau konflik
yang timbul dalam diri setiap warga Negara sebagai individu.Sedangkan
interpersonal conflict merupakan konflik atau pertentangan yang melibatkan
individu yang satu dengan individu yang lainnya sebagai anggota masyarakat.
Disinilah sikap toleran, disiplin, tanggung jawab,
respek terhadap kepentingan orang lain, sangat penting untuk diterapkan agar
kepentingan yang dilaksanakan tidak menimbulkan pertentangan yang bukan tidak
mungkin, akan dapat merusak harmonisasi kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara.
Dengan cara seperti ini, akan dapat dihindari adanya
pertentangan kepentingan atau konflik, yang potensial dapat menganggu
keharmonisan kehidupan masyarakat.
C. DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN WARGA NEGARA
Dengan warga Negara yang cerdas itu disamping akan
mengangkat martabat bangsa, juga akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai
Negara dan bangsa yang kompetitif dalam peraturan global saat ini.
Warga Negara yang cerdas sebagaimana hendak diwujudkan
melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (civic education) tidak
semata-mata memenuhi kualifikasi cerdas secara intelektual (intellectual
quotion) melainkan cerdas secara emosional (emotional inttelegence), cerdas
spiritual (spiritual inttelegence).Oleh karena penting untuk diusahakan
bagaimana memadukan dimensi-dimensi kecerdasan tersebut.
Setap warga Negara mempunyai potensi dasar mental yang
dapat dikembangkan, yang menurut Nursid Sumaatmadja (1998), meliputi (1) minat
(sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiosity), (3) dorongan
ingin membuktikan kenyataan (Sense of reality), (4) dorongan ingin menyelediki (Sense
of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery).
K.B 2 WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF
A. PENGERTIAN PARTISIPASI
Ada 3 bentuk partisipasi menurut Koentjaraningrat
(1194) yaitu (1) berbentuk tenaga, (2) berbentuk pikiran, dan (3) berbentuk
materi (benda).Ada 3 unsur yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan warga
Negara berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa, bernegara dan berperintahan
(Wasistiono, 2003), yaitu (1) ada rasa kesukarelaan (tanpa paksaan), (2) ada
keterlibatan secara emosional, (3) memperoleh manfaat secara langsung maupun
tidak langsung dari keterlibatannya.
Warga Negara yang partisipatif adalah warga Negara
yang senantiasa melibatkan diri atau ikut serta dalam berbagai kegiatan dalam
konteks kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara, baik dalam bidang politik,
ekonomi, sosial dan budaya maupun keamanan.
B. PARTISIPASI POLITIK
Contoh perwujudan /manifestasi partisipasi politik
1.
Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan
pemerintah
Di era keterbukaan saat ini, bukan zamannya lagi
warga Negara hanya menerima begitu saja setiap kebijakan yang diambil
pemerintah, tanpa memberikan respon dan
kritik terhadap kebijakan tersebut.
Respon dan kritik tersebut diwujudkan masyarakat
melalui berbagai kegiatan diantaranya melakukan demontrasi atau unjuk rasa yang
dilakukan dengan damai (peace) dan secara konstitusional dalam menyikapi setiap
kebijakan pemerintah.
2.
Aktif dalam partai politik
Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang
sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik biasanya dengan cara yang konstitusonal untuk melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka. (Budiardjo, 1989).
3.
Aktif dalam kegiatan lembaga swadaya masyarakat
(LSM)
Konsentrasi kegiatan LSM adalah memberikan pengawasan
terhadap jalannya pemerintahan, guna menuju pemerintahan yang baik, transparan
dan bertanggung jawab.
4.
Diskusi Politik
Beberapa sikap yang harus dihindari yaitu (a) apatis, (b)
sinis, (c) alienasi, (d) anomie.
C. PARTISIPASI SOSIAL
Melaksanakan partisipasi sosial dapat diwujudkan
dengan cara sebagai berikut :
1.
Membantu anggota masyarakat yang membutuhkan
baik bantuan moril / materiel sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
2.
Turut serta membantu jalan keluar atas
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat
3.
Tidak menjadi beban masyarakat melainkan menjadi
motor penggerak masyarakat kearah perubahan yang lebih baik
4.
Berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti atau
gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat
5.
Turut menjaga keamanan, kenyamanan, dan
ketertiban dalam kehidupan masyarakat, antara lain dengan ikut serta siskamling
atau memberikan sumbangan untuk petugas keamanan.
6.
Menjaga persatuan, kesatuan dan keutuhan
masyarakat dengan cara mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi atau golongan tertentu.
D. PARTISIPASI DALAM BIDANG EKONOMI
Partisipasi dalam bidang ekonomi dapat dilakukan
masyarakat, sebagai berikut :
1.
Membayar pajak sesuai dengan ketentuan dan
peraturan hukum yang berlaku
2.
Hemat dan cermat dalam menggunakan anggaran
belanja sesuai dengan kebutuhan
3.
Mensosialisasikan gerakan menabung untuk jaminan
kehidupan masa yang akan datang yang lebih baik dan cerah
4.
Menyisihkan sebagian harta untuk kepentingan
warga masyarakat lain yang lebih membutuhkan
5.
Bagi pejabat public tidak menggunakan fasilitas
Negara untuk keperluan atau kepentingan sendiri dan kepentingan keluarga serta
kerabat terdekat
6.
Jika mungkin dapat menghimpun modal untuk
kepentingan membangun lapangan kerja baru yang diharapkan dapat menyerap tenaga
untuk mengurangi angka pengangguran
7.
Mengembangkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship
melalui berbagai usaha mandiri yang kokoh dan terpercaya.
E. PARTISIPASI DALAM BIDANG BUDAYA
Beberapa contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan
partisipasi dalam bidang budaya yaitu :
1.
Menghilangkan etnosentrisme dan chauvinisme
2.
Mencintai budaya local dan nasional
3.
Melakukan berbagai inovasi kreatif untuk
menyokong pengembangan budaya daerah
K.B 3 WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab erat kaitannya dengan hak dan
kewajiban serta kekuasaan, sebab pelaksanaan kewajiban dan kekuasaan serta
penggunaan hak yang dimiliki dan melekat dalam diri setiap warga Negara harus
disertai dengan tanggung jawab. Dalam menggunakan haknya, setiap warga Negara
harus memperhatikan beberapa aspek, sebagai berikut :
1.
Aspek kekuatan
2.
Aspek perlindungan hukun (proteksi hukum)
3.
Aspek pembatasan hukum (restriksi hukum)
Dalam melaksanakan kewajiban maka aspek-aspek yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.
Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan
2.
Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau
mensahkan
3.
Aspek pembatasan hukum
4.
Aspek pengecualian hukum
B. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP TUHAN
YANG MAHA ESA
Perwujudan tanggung jawab warga Negara terhadap Tuhan
YME antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakanNya
kepada kita semua
2.
Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaan yang dianut masing-masing
3.
Melaksanakan segala perintahNya serta berusaha
menjauhi atau meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Tuhan YME.
4.
Menuntut ilmu dan menggunaknanya untuk kebaikan
(kemaslahatan) umat manusia sebagai bekal kehidupan baik di dunia maupun di
akherat
5.
Menjalin tali silaturahmi atau persaudaraan guna
mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera
C. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP
MASYARAKAT
Sebagai anggota masyarakat setiap individu mempunyai
tanggung jawab, antara lain diwujudkan dengan sikap dan perilaku sebagai
berikut :
1.
Memelihara ketertiban dan keamanan hidup
bermasyarakat
2.
Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat
3.
Meningkatkan rasa solidaritas sosial sebagai sesama
anggota masyarakat
4.
Menghapuskan bentuk-bentuk tindakan
diskriminatif dalam kehidupan di masyarakat untuk menghindari disentegrasi
masyarakat, bangsa dan Negara.
D. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP
LINGKUNGAN
Setiap warga Negara, dipundaknya terpikul tanggung
jawab yang tidak ringan dalam hubungannya dengan pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan
alam tersebut, antara lain dapat diwujudkan dengan contoh sikap dan perilaku
sebagai berikut :
1.
Memelihara kebersihan lingkungan, seperti tidak
membuang sampah sembarangan
2.
Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan,
mengingat keterbatasan sumber daya alam yang ada
3.
Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan
(environment friendly) agar kebersihan dan keasrian lingkungan tetap terjaga
dengan baik.
E. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP BANGSA
DAN NEGARA
Bentuk-bentuk sikap dan perilaku warga Negara yang
mencerminkan perwujudan tanggung jawab terhadap Negara dan bangsa yaitu sebagai
berikut :
1.
Memahami dan mengamalkan ideiologi nasional
kita, yakni pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang
kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan
2.
Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan
Negara di mata dunia internasional sebagai bangsa dan Negara yang merdeka,
berdaulat, berperadaban dan bermartabat
3.
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
menghindari sikap dan perilaku yang diskriminatif
4.
Membina solidaritas sosial sebagai sesame warga
Negara Indonesia
5. Meningkatkan
wawasan kebangsaan agar senantiasa terbina rasa kebangsaan, paham kebangsaan,
dan semangat kebangsaan pada setiap diri warga ngara.
K.B
4 WARGA NEGARA YANG RELIGIUS DAN PENUH
TOLERANSI
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK RELIGIUS
Manusia adalah homo religious artinya makhluk yang
beragama, makhluk yang mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa
yang menguasai alam jagad raya beserta seluruh makhluk lainnya di dunia ini.
B. PENGERTIAN WARGA NEGARA RELIGIUS
Warga negara yang religius adalah warga negara yang
senantiasa memahami serta menaktualisasikan nilai – nilai ajaran agama yang
diyakini dan dipeluk dalam kehidupan sehari – hari baik dilingkungan
keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.Nilai – nilai keimanan dan ketaqwaan
harus senantiasa tercermin dalam sikap maupun perilaku yang ditampilkan oleh
setiap warga negara, baik dalam hal (1) berhubungan dengan Tuhan, (2) berhubungan
dengan sesama warga Negara, (3) berhubungan dengan lingkungannya, (4)
berhubungan dengan pemerintah negaranya.
C. PENTINGNYA SUATU TOLERANSI
Toleransi dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu (1)
toleransi agama dan (2) toleransi sosial. Perwujudan sikap toleran tersebut
antara lain dapat dimanifestasikan sebagai berikut :
1.
Bergaul atau berinteraksi dengan sesame warga
masyarakat dengan tidak menojolkan perbedaan agama, keturunan, bahasa, budaya,
rasa tau etnik
2.
Tidak melakukan tindakan yang memprovokasi,
seperti mengadu domba, rasa kedaerahan (primordialimse) yang sempit maupun
etnosentrisme, pelecehan ajaran agama tertentu
3.
Tidak mencampuradukkan ajaran-ajaran agama yang
satu dengan yang lainnya
MODUL 12
PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
K.B 1 KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN PKn SD/Mi
Penilaian
mempunyai kedudukan yang strategis untuk mengetahui sejauh mana seseorang
mencapai kompetensi dan indikator yang diharapkan.penilaian merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara seksama untuk mengumpulkan berbagai
data sebagai bahan informasi bagi guru dalam pengambilan keputusan tentang diri
siswa yang bersangkutan.
Keberhasilan pembelajaran bergantung pada keprofesionalan guru, maka
diharapakan guru dapat memilih strategi/metode mengajar yang sesuai dengan
kejelasan tuntutan kompetensi yang dibutuhkan siswa sehingga memungkinkan guru
melakukan penilaian.
Secara prinsip penilaian dalam PKn tidak berbeda dengan penilaian mata
pelajaran lainnya yang berbeda hanya penekanan pada aspek afektif.
K.B 2 BERBAGAI ALAT PENILAIAN DALAM PKn
SD/MI
Tujuan penilaian kelas adalah untuk memberikan (1) informasi tentang
kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajar
sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya, (2) informasi yang dapat
digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap
masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh kelas, (3) informasi yang
dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa,
menetapkan tingkat kesulitan / kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial,
pendalaman atau pengayaan, (4) motivasi belajar siswa dengan cara memberikan
informasi tentang kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan usaha
pemantapan atau perbaikan, (5) informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan
pada giliarnnya guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi
anggota masyarakat dan pribadi yang utuh, (6) bimbingan yang tepat untuk
memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat dan
kemampuannya.
Prinsip-prinsip penilaian kelas adalah sebagai berikut :
1.
Valid
2.
Mendidik
3.
Berorientasi pada kompetensi
4.
Adil dan objektif
5.
Terbuka
6.
Berkesinambungan
7.
Menyeluruh
8.
Bermakna
A. TES TERTULIS
Kriteria tes objektif yang baik harus memiliki dan
memenuhi syarat-syarat seperti berikut :
1.
Memiliki validitas yang tinggi
2.
Memiliki reliabilitas yang tinggi
3.
Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang
memadai
4.
Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang
akan dites, kira-kira 30% mudah 50% sedang dan 20% sukar
5.
Mudah diadministrasikan
6.
Memiliki norma atau patokan penafsiran data.
B. TES PERBUATAN (PERFORMANCE TREAT)
Penilaian perbuatan atau performance assessment
adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dalam diri siswa
(keterampilan).Alat yang dipergunakan adalah lembar pengamatan.
Tes perbuatan ini tepat dipergunakan untuk menilai
perilaku seseorang atau sekelompok orang.
C. TES LISAN
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun
soal tes lisan adalah sebagai berikut :
1.
Buatlah format soal dengan beberapa kemungkinan
jawaban dan bobot skornya.
2.
Siapkan beberapa format soal yang pararel
3.
Untuk memenuhi persyaratan pararel maka setiap
format soal harus memiliki isi, derajat kesukaran, dan daya waktu untuk
menjawab yang sama.
D. PENILAIAN NON TES
Teknik dan alat non tes, antara lain : (1) observasi,
(2) catatan kejadian, (3) angket atau daftar isian, (4) wawancara / interviu,
(5) daftar cek, atau skala pilihan, (6) sosiometri, (7) kumpulan catatan
pribadi peserta didik, dan (7) studi kasus.
Pertimbangan – pertimbangan dalam menentukan jenis alat penilaian sebagai
berikut:
a. Aspek kemampuan yang akan
dinilai yaitu afektif, kognitif dan psikomotor.
b. Sifat bahan yang akan kita
sajikan
c. besar kecilnya kelompok yang
akan diuji
d. frekuensi penggunaan alat
penilaian
e. kesempatan guru untuk koreksi.
K.B 3 MODEL-MODEL ALAT PENILAIAN PKn SD/MI
A. PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN KELAS DALAM PKn
Dalam
mengembangkan berbagai alat penilaian dalam mata pelajaran PKn perlu beberapa
langkah sebagai berikut :
1.
Menyusun spesifikasi tes
a.
Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur
b.
Menyusun kisi-kisi tes (format berisi tentang :
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator dan pengujian yang berisi
jenis tagihan, bentuk soal, dan contoh soal).
2.
Menulis soal tes (mengacu pada kisi-kisi dan
sesuai indikator dan bentuk tes)
3.
Menelaah soal tes (dilakukan oleh teman sejawat,
yang meliputi materi konstruksi dan bahasa)
4.
Melakukan uji coba tes
5.
Menganalisis butir soal
6.
Memperbaiki soal tes
7.
Merakit soal
8.
Melaksanakan tes
9.
Menganalisis hasil tes
B. MODEL-MODEL ALAT PENILAIAN PKN SD/Mi
Untuk
mengembangkan model penilaian Non Tes dapat dikembangkan dengan 3 model yaitu :
1.
Model penilaian perbuatan
2.
Model penilaian skala sikap
3.
Model penilaian daftar cek
C. MODEL PENILAIAN CATATAN ANEKDOT
Bentuk penilaian catatan anekdot yaitu catatan
catatan kejadian khusus yang dapat dipergunakan untuk melihat perkembangan
individu / kelompok siswa.Guru dapat melakukan tindak lanjut, misalnya dengan
cara memanggil siswa yang bersangkutan untuk ditanyakan apa yang sedang terjadi
dan sekaligus dijadikan solusinya.
D. MODEL PENILAIAN DAFTAR COCOK
Untuk mengetahui bagaimana respon atau pendapat siswa
terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi atau pokok bahasan /
sub pokok bahasan yang diajarkan dapat digunakan alat penilaian non-tes dalam
bentuk daftar cocok atau cek list.
E. MODEL PENILAIAN SKALA BERTINGKAT (NUMERICAL
RATING SCALE)
Skala bertingkat atau numerical ranting scaling
adalah alat penilaian non-tes untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana
diharapkan muncul dalam diri siswa.Tipe ini merupakan rating scale yang paling sederhana
baik bentuk maupun pengadminitrasiannya dalam pelaksanaannya diikuti oleh angka
yang menunjukkan kualitas keberadaan tersebut.
F.
MODEL
PENILAIAN SOSIOMETRI
Sosiometri adalah suatu teknik untuk mendapatkan
informasi tentang struktur hubungan sosial anggota sekelompok dalam suatu
kelompok formal (kelas, kantor, organisasi) atau sekelompok non formal
(kelompok bermain, regu olahraga, kesenian).
G. MODEL PENILAIA PEDOMAN WAWANCARA
(INTERVIEU)
Dalam interviue ini dikenal dengan dua cara yaitu
secara langsung dan tak langsung. Interviu langsung adalah wawancara yang
dilakukan dengan sumber utama atau siswa yang diselidiki untuk menggali data
tentang dirinya. Jika pertanyaan diajukan kepada siswa lain dan diminta untuk
memberikan informasi tentang seorang siswa maka intervieu tersebut dikatakan
sebagai intervieu tak langsung.
PENGGUNAAN MODEL ALAT PENILAIAN PKn SD/MI
BERBASIS PORTOFOLIO
Menurut Nuryani Rustaman (2002 : 3) konteks assessment berkenaan dengan
portofolio, meliputi berikut ini :
1.
Tujuan (dokumen peningkatan / kemajuan peserta
didik selama satu kurun waktu tertentu.
2.
Peran penilaian dalam pembelajaran portofolio
3.
Tujuan penilaian portofolio di kelas
4.
Prinsip penilaian portofolio
5.
Karakteristik penilaian portofolio
Bahwa portofolio dalam fungsinya sebagai alat penilaian mempunyai
kelebihan dan kelemahan.
1.
Kelebihan :
a.
Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan
peserta didik untuk membuat, menulis, menghasilkan berbagai tipe tugas akademik
b.
Memungkinkan pendidik menilai keterampilan /
kecakapan peserta didik
c.
Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan
pendidik, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya
d.
Memungkinkan pendidik menginetrvensi proses dan
menentukan dimana pendidik tersebut perlu membantu
e.
Mampu merefleksikan perubahan penting dalam
proses kemampuan intelektual siswa dari waktu ke waktu
f.
Menunjukkan prestasi akademik dan memotret
kompetensi siswa
2.
Kelemahan:
a.
Memerlukan waktu relative lama
b.
Pendidik harus tekun, sabar dan terampil
c.
Tidak ada kriteria yang standar
Adapun koleksi
data pada penilaian portofolio adalah sebagai berikut :
1.
Pengumpulan data oleh peserta didik, meliputi :
a.
Learning log (jurnal atau catatan pribadi buatan
peserta didik untuk mengungkap reaksi, respon belajar, perasaan dan pendapatnya
tentang hal yang sedang dipelajarinya.
b.
Pemetaan konsep (membuat peta konsep berdasarkan
acuan tertentu.
c.
Bermain peran (penampilan seseorang tentang
tokoh tertentu)
d.
Self – assessment (partisipasi peserta didik
dalam menilai karyanya sendiri).
2.
Pengumpulan data oleh pendidik meliputi :
a.
Anecdotal notes (catatan kejadian spontan yang
factual dan objektif)
b.
Pemberian skor peta konsep (penggunaan peta
konsep sebagai sarana untuk menilai kemajuan dan perkembangan pembuat peta
konsep)
c.
Feedback (komentar atau catatan terhadap hasil
kerja tertulis peserta didik sebagai masukan untuk bahan perbaikan).