9 Langkah Cara Mudah Budidaya IKAN LELE di KOLAM TERPAL I Rincian penghasilan Lele
Jawaban
UJIAN AKHIR SEMESTER
VII
Dosen :
Ir. Soepriadji Djoko L, M.Pd
Mata Kuliah : Kewirausahaan

Disusun
oleh :
Nama :
MARIYADI
NIM :
1702101288P
Prodi :
PGSD
Kelas :
20A
Semester :
VII
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
PROPOSAL
USAHA BUDIDAYA IKAN LELE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap manusia ingin hidup sehat dan
sejahtera, manusia akan memiliki produktifitas yang tinggi untuk mencapai
tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan kehidupan yang demikian manusia membutuhkan
makanan yang bergizi baik.
Makanan bergizi dapat diperoleh dari
berbagai sumber, salah satunya adalah ikan lele. Permintaan konsumen terhadap
ikan lele semakin meningkat di berbagai daerah. Budidaya ikan konsumsi ini
sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat untuk
meningkatkan protein yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam usaha budidaya ikan lele, perlu
dilakukan secara intensif dan profesional baik mulai dari pemilihan bibit,
pembesaran dan sampai ikan siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan
mata rantai yang saling berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila
diusahakan.
Kami sebagai pembudidaya sangat
berharap adanya bantuan dana penguatan modal dalam usaha ini. Desa, masyarakat
dan pihak-pihak yang berkompeten diharapkan memberi bantuan kepada kami
sehingga dapat mengembangkan segala aspek menyangkut tujuan dari pembudidayaan
ikan lele tersebut.
1.2 Tujuan
Secara
sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi
bahan pertimbangan dalam pengajuan dana pengembangan usaha. Sangat
disayangkan jika peluang usaha yang ada tidak dioptimalkan
karena kurangnya modal.
Keinginan kami untuk mengembangankan usaha
budidaya lele sangatlah besar. Kami berusaha menjadi
pengusaha yang tumbuh sehat, tangguh dan mandiri jika permodalan ini ada atau
diberikan. Yang tentunya akan berdampak pada lingkungan masyarakat sekitarnya
antara lain yaitu:
1. Sebagai
bahan makanan.
2. Ikan lele
juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.
3. Ikan lele
yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa
serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.
4. Ikan lele
juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit
asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah
dan lain-lain.
1.3 Prospek
Budidaya ikan lele mempunyai prospek yang
cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin
meningkat. Di Kabupaten Badung-Bali misalnya, produksinya telah mencapai
22,1 ton pertahun, tetapi sebagian permintaannya masih belum bisa terpenuhi.
Jabotabek meminta tak kurang 100 ton lele perhari. Sementara Yogyakarta
menghasilkan 7,902 ton, sedangkan yang dibutuhkan perhari adalah antara
12-16 ton.
BAB II
ACUAN TEKNIS USAHA
2.1 Persyaratan Lokasi
1. Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan
subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah,
kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2. Ikan lele
hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya
maksimal 700 m dpl.
3. Elevasi
tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4. Lokasi untuk
pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan
tidak dekat dengan jalan raya.
5. Lokasi untuk
pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah
pohon yang daunnya mudah rontok.
6. Ikan lele
dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280 C. Sedangkan
untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C dan untuk
pemijahan 24-280 C.
7. Ikan lele
dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun
kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
8. Perairan
tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau
mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.
9. Perairan
yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami.Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
10. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daundaunan
hidup, seperti enceng gondok.
11. Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan
optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan
O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai
jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium
terikat 147,29-157,56 mg/liter.
12. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
a. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah
dikunjungi/dikontrol.
b. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
c. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
d. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga
keramba mudah dipasang.
e. Kedalaman air 30-60 cm.
2.2 Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
a. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud
untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi
benih lele.
b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam)
dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20
gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
c. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm
dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat
atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh
sebagai makanan alami lele.
d. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih
lele ditebar.
2. Pemberian Pakan
a. Makanan Alami Ikan Lele
· Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga
air.
· Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp
· Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
· Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
b. Makanan Tambahan
· Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa
makanan
· Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan
bekicot (2:1:1).
c. Makanan Buatan (Pellet)
1. Komposisi bahan
(% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50;
bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00;
dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;
2. Proses pembuatan:
Dengan cara
menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan
dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat
diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan
kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
3. Cara pemberian pakan:
· Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu
dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang
berbentuk tepung.
· Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi
makanan yang berbentuk pellet.
· Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari,
karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
3. Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi
sebelum benih ditebarkan:
a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum
ditebarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan
formalin dengan dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele
tersebut akan kebal selama 6 bulan.
b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan
dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan
merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
a. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200
gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan
cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan
2 malam.
c. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera
dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu
minggu. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan
kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
2.3 Panen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki,
sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200
gram/ekor.
2. Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa
pemeliharaan 3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu
pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70
cm.
3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele
tidak terlalu kepanasan.
4. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan
menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
5. Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar
lebih dahulu.
6. Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan
bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
7. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam
tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya
hilang.
8. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu
kali.
2.4 Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan
larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.
2. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau
larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau
dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh
penyakit yang ada di kolam.
BAB III
RANCANGAN USAHA
3.1 Lokasi usaha
Lokasi usaha bertempat di RT 05 RW 15 Dusun
Ngangkruk, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Kode pos 55581.
3.2 Sarana dan Prasarana
· Bak kayu
lapis plastik 3
buah
· Jaring 1
buah
· Bak 5
buah
· Gayung 5
buah
· Selang
· Drum plastic
5 buah
· Bibit
· Pakan
3.3 Manajemen
1. SDM ( Tenaga
Kerja )
Tenaga kerja terdiri dari saya selaku pemilik lokasi dan dua orang
penduduk sekitar sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
2. Manajemen
a. Permodalan
Modal terdiri dari modal sendiri dan sebagian dari pinjaman yang akan
dikembalikan dengan cara kredit.
b. Pemasaran
Pemilihan pasar dilakukan terlebih dahulu survei pasar guna melihat
potensi pasar dan keinginan konsumen serta pengambilan dan pengumpulan data
terus menerus yang bersifat ringan hingga berat. Disamping itu untuk melihat
perasingan usaha sejenis sehingga dapat menentukan kebijakan harga jual dengan
perhitungan biaya.
c. Upah
karyawan
Upah karyawan akan disesuaikan dengan tingkat kesulitan pekerjaannya.
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
4.1 Biaya Produksi
a. Lahan
· Bak kayu
lapis plastik 3 buah @ Rp 500.000,00
= Rp 1.500.000,00
b. Bibit
· Bibit
sebanyak 9000 ekor x Rp
80,00 = Rp 720.000,00
c. Pakan
· Pakan 1000
kg x Rp 3700,00 = Rp 3.700.000,00
d. Peralatan
· Jaring 1
buah = Rp
50.000,00
· Bak 5 buah @
Rp 5.000,00 =
Rp 25.000,00
· Gayung 5
buah @ Rp 2.500,00 =
Rp 12.500,00
· Selang
= Rp
90.000,00
· Perawatan
alat = Rp 120.000,00
e. Tenaga kerja
@ Rp
500.000,00 =Rp 1.000.000,00
f. Lain-lain =
Rp 500.000,00
Total
biaya = Rp
8.217.500,00
4.2 Pendapatan
Produksi lele konsumsi = 1000 kg x Rp
10.500 = Rp10.500.000,00
4.3 Keuntungan = Pendapatan - Total
biaya = Rp 2.282.500,00