Modul Profesional 1 Tematik Kegiatan Belajar 2 Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SD
Modul Profesional 1 Tematik: Materi Utama Kegiatan Belajar 2
Berikut ini adalah Rangkuman Modul dan Materi PPG Tematik PGSD Modul Profesional 1 Tematik Materi Utama Kegiatan Belajar 2
Modul Profesional 1 Tematik Kegiatan Belajar 2 Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SD |
Modul Profesional 1 Tematik: Materi Utama Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran yang efektif dapat dicapai apabila guru menguasai berbagai teori belajar sebagai landasan dalam mengimplementasikan pembelajarannya. Teori belajar merupakan hasil pemikiran para ahli pendidikan berupa deskripsi temuan tentang bagaimana individu belajar. Terdapat beberapa aliran teori belajar diantaranya aliran Behaviorisme, Kognitivisme, Humanisme dan Konstruktivisme. Persepsi awal yang harus dimiliki oleh seorang guru ketika memilih salah satu aliran untuk diimplementasikan dalam pembelajaran adalah bahwa tidak ada satupun aliran yang paling baik. Implementasi keempat aliran teori belajar tersebut sangat bergantung pada karakteristik siswa, materi pembelajaran dan lingkungan belajarnya.
A. Teori Belajar Aliran Behaviorisme
Behaviorisme secara etimologis terdiri dari dua kata yaitu behave yang berarti berperilaku dan isme yang berarti aliran. Dengan demikian, behaviorisme merupakan salah satu aliran yang mendeskripsikan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dapat mengubah perilaku individu, dan perilaku tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan. Aliran ini memfokuskan pada munculnya berbagai respon individu sebagai akibat berbagai stimulus yang diberikan.
Tokoh-tokoh yang menekuni dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap aliran ini adalah Edward L. Thorndike, B.F. Skinner, Gagne, Baruda, Ivan Pavlov, John B. Watson dan David Ausubel. Berikut merupakan deskripsi teori belajar menurut para tokoh di atas beserta implementasinya dalam pembelajaran di sekolah dasar.
1. Teori Belajar Edward L. Thorndike
Edward L. Thorndike merupakan pakar psikologi yaang tidak setuju dengan pernyataan bahwa hewan memecahkan masalah dengan nalurinya.
2. Teori Belajar Burhus Frederic Skinner
Burhus Frederic Skinner adalah seorang pakar psikologi lulusan Universitas Harvard Amerika Serikat dan mengabdikan diri untuk menjadi dosen pada almamaternya. Penelitiannya secara berkelanjutan terhadap belajar dan perilaku selama bertahun-tahun menghasilkan teori belajar yang dikenal dengan Operant Conditioning (pengondisian yang disadari). Seperti hanya penelitian yang dilakukan oleh Edward L. Thorndike, subjek penelitian Skinner adalah beberapa hewan diantaranya tikus dan merpati.
3. Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov adalah seorang Rusia yang menemukan teori belajar pengondisian klasik (Clasical Conditioning) sebelum ditemukan teori pengondisian yang lebih maju seperti teori Operant Conditioning dari Skinner. Perbedaan antara teori Pavlov dan Skinner adalah pada bentuk pengondisiannya, teori belajar Pavlov dengan clasical conditioning lebih menekankan bentuk pengondisian secara refleks atau ditemukan secara kebetulan dari percobaannya, sedangkan teori belajar Skinner dengan operant conditioning lebih menekankan bentuk pengondisian secara disadari melalui percobaan yang dilakukannya.
4. Teori Belajar John Watson
John Watson merupakan pakar psikologi berkebangsaan Amerika Serikat yang banyak meneliti perilaku berbagai jenis hewan dan membandingkan perilaku adaptasi berbagai jenis hewan terhadap lingkungannya. Oleh sebab itu, John Watson dijuluki sebagai pakar teori belajar Stimulus-Respons (S-R).
5. Teori Belajar Robert M. Gagne
Gagne mengemukakan bahwa dalam belajar terdapat dua hal yang dapat diperoleh siswa, yaitu; objek langsung dan objek tidak langsung. Objek langsung adalah fakta, keterampilan, konsep dan aturan, sedangkan objek tidak langsung antara lain ialah kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks yang dapat menghasilkan sejumlah kemampuan berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Menurutnya, kegiatan belajar meliputi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pemerolehan dan unjuk kinerja, serta tahap pengulangan dan evaluasi. Ketiga tahapan tersebut dapat diurai menjadi sintaks yang spesifik sebagai berikut:
B. Teori Belajar Aliran Kognitivisme
Aliran kognitivisme muncul sebagai kritik terhadap aliran behaviorisme yang lebih memfokuskan pada stimulus dan respon serta perubahan perilaku individu. Aliran ini menganggap bahwa penyimpanan dan pemrosesan informasi sangat penting dalam proses belajar yang melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa, pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Tokoh dari aliran kognitivisme ini terdiri dari Jeans Piaget, Edward C. Tollman, Jerome Bruner, Lev Vygotsky, dan Noam Chomsky.
1. Teori Belajar Jeans Piaget
Jeans Piaget merupakan pakar psikologi dari Universitas Jenewa, Swiss. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu melalui interaksi terus- menerus dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi untuk menghasilkan pengetahuan dengan tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan awal sebelumnya yang telah tersimpan pada skemata siswa. Pemrosesan informasi dalam skemata siswa terdiri dari asimilasi yang merupakan proses masuknya informasi baru kedalam skemata siswa dan
2. Teori Belajar Jerome Bruner
Jerome Brunner merupakan guru besar di Universitas Harvard di Amerika Serikat dan Universitas Oxford di Inggris. Melalui bukunya yang berjudul A Study in Thinking, Ia mendefinisikan proses kognitif sebagai alat bagi individu untuk memperoleh, menyimpan, dan mentransformasikan informasi. Bruner yang merupakan pelopor utama teori konstruktivisme menyatakan bahwa belajar adalah proses pembentukan kategori-kategori. Bruner mengemukakan tahapan proses belajar siswa, yaitu tahap enaktif dengan melibatkan tindakan siswa secara langsung dalam memanipulasi objek, tahap ikonik dengan mengamati gambar dari objek yang diamatinya, dan tahap simbolik yang melibatkan notasi, simbol, atau lambang-lambang tanpa terikat dengan objek. Pembelajaran di sekolah dasarpun seyogyanya dimulai dengan objek real (konkret), dilanjutkan dengan gambar dari objeknya (semi konkret), menuju notasi atau lambang dari objek tersebut (abstrak).
Baca Selengkapnya….
Baca Selengkapnya….
3. Teori Belajar Lev Vygotsky
Lev Vygotsky merupakan pakar psikologi dari Institut Psikologi Moskow Rusia. Vygotsky menyatakan bahwa proses kognitif tingkat tinggi individu merupakan hasil dari perkembangan sosial dan interaksi dengan lingkungannya. Teori belajar Vygotsky disebut sebagai teori sosio-kultural yang melatar belakangi munculnya pendekatan pembelajaran kooperatif dalam dunia pendidikan.
4. Teori Belajar Gestalt
Gestalt secara etimologis berasal dari bahasa Jerman berarti bentuk yang utuh, pola, kesatuan, dan keseluruhan. Teori belajar Gestalt ini menganut aliran kognitivisme yang menganggap bahwa belajar merupakan aktivitas mengetahui atau mencari tahu (knowing) bukan aktivitas menghubungkan antara stimulus dan respon seperti anggapan para pakar behaviorisme. Teori belajar Gestalt ini lahir di Jerman pada tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer. Pakar-pakar lainnya yang mengembangkan teori Gestalt ini antara lain Wolfgang Kohler, Kurt Koffka, dan Kurt Lewin.
C. Teori Belajar Aliran Humanisme
Aliran humanisme lebih memusatkan perhatian pada psikologis sifat dasar manusia untuk meraih sepenuhnya apa yang diinginkan dan berperilaku dalam cara yang konsisten menurut diri mereka sendiri. Aliran ini merupakan aliran alternatif selain behaviorisme dan kognitivisme yang selanjutnya disebut sebagai kekuatan ketiga. Pakar dari aliran humanisme ini adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow.
1. Teori Belajar Carl Rogers
Carl Roger merupakan pakar psiko-terapi yang mengembangkan person- centered therapy, suatu pendekatan yang tidak bersifat menilai ataupun tidak memberi arahan yang membantu klien mengklarifikasi dirinya tentang siapa dirinyasebagai suatu upaya fasilitasi proses memperbaiki kondisinya. Dalam praktiknya, Carl Rogers memberikan kebebasan kepada kliennya untuk mengeluarkan segala isi hatinya sepuas-puasnya, yang baik maupun yang buruk dengan menerapkan metode non-directive counseling. Rogers mencoba memahami dan merasakan jiwa kliennya dan menjauhkan diri dari segala macam penilaian normatif tentang ucapan, pikiran, perasaan, atau perbuatan kliennya. Dengan demikian, klien tersebut akan lebih mengenal dirinya, menerima dirinya sebagaimana adanya dan akhirnya merasa bebas untuk
2. Teori Belajar Abraham Maslow
Maslow mengemukakan teorinya bahwa semua orang memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat hierarkis mulai dari hierarki terbawah sebagai berikut:
D. Teori Belajar Aliran Konstruktivisme
Aliran ini merupakan pengembangan dari aliran kognitivisme, sehingga pakar- pakar pada aliran ini merupakan pakar pada aliran kognitivisme. Menurut aliran ini, belajar merupakan proses dimana pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun pengetahuan, gagasan-gagasan, atau konsep- konsep baru didasarkan atas pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Implementasi teori belajar ini dalam pembelajaran di sekolah melahirkan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:
Baca Selengkapnya….
Baca Selengkapnya….
E. Teori Belajar Sosial
Teori belajar ini merupakan perluasan dari teori konstruktivisme yang lebih memfokuskan pada pembelajaran kolaboratif dan sosial. Teori ini menyatakan bahwa manusia belajar melalui pengamatannya terhadap perilaku orang lain sebagai model, dan kemudian meniru perilaku model tersebut. Pakar pada teori belajar sosial ini adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner.
Artikel Menarik Lainnya